Monday, January 3, 2011

Mengenalkan Anak Mengenai Konsep Ketuhanan

Bagaimana cara blogger mengenalkan Tuhan kepada anak?  Aku yakin tiap-tiap orang tua memiliki cara yang beraneka ragam.  Alasanku mengapa aku mulai mengenalkan anak dengan Tuhan adalah karena agama adalah fondasi utama dari pembentukan karakternya.  Kami mencontohkannya dengan shalat, hingga ia terbiasa melihat saya dan adik laki-laki saya shalat lima waktu.  Di usia ini, anak-anak biasanya mulai banyak bertanya dan rasa ingin tahunya berkembang.  Dia pernah bertanya untuk apa kita shalat? ketika kita menjawabnya kemudian ia bertanya lagi Tuhan itu siapa? dan bagaimana rupanya?  Mengenai konsep Tuhan, aku mengatakan padanya bahwa Ia adalah orangtua kita yang tidak terlihat.  Ya maklumlah anak kecil pasti belum paham mengenai hal-hal yang kompleks.  Jadi aku berusaha menjabarkannya dengan cara yang paling mudah.  Untuk jawaban mengenai Bagaimana rupanya dan mengapa Ia tak terlihat,  aku menjawabnya dengan Dia itu ada dimana-mana, ada di daun, di atas awan, pokoknya semua yang dia lihat itu adalah Tuhan.  Lalu suatu ketika, dimana ia sedang nakal..aku menakutinya dengan berkata, kamu tidak boleh nakal kepada mama karena nanti Tuhan bisa marah.  Dia balik bertanya apa Tuhan juga bisa marah? Lalu aku kembali memberitahunya bahwa Tuhan sama seperti mama, Dia bisa sayang jika kamu baik dan patuh, tapi bisa juga marah jika kamu tidak patuh pada mama. 

Dari pengenalannya setahap demi setahap mengenai konsep ketuhanan, siapa Ia, dan bagaimana karakternya sedikit demi sedikit pula aku membicarakan tentang apa itu surga dan neraka.  Mengapa ia harus berbuat baik terhadap sesama, mematuhi semua aturan-aturan Tuhan dan apa konsekuensinya jika ia tidak patuh.  Aku menggambarkan surga itu seperti sesuatu yang ia sukai dan ia impikan, contohnya dia sangat menyukai robot bumblebee transformers maka aku katakan padanya bahwa disurga ia bisa bertemu dengan bumblebee yang menyambutnya dengan ramah dan penuh kasih sayang, dimana disana terdapat banyak sekali permen, coklat, kolam susu, dan lain-lain (sesuatu yang disukainya).  Sementara penjabaranku mengenai neraka, aku katakan bahwa disana berbau busuk, gelap, banyak api yang sangat panas, dan dia akan meminum air panas dan memakan buah berduri.  Tampaknya ia mulai memahami perbedaan mana yang enak dan mana yang tidak enak.  Semoga saja dia memikirkan apa yang saya katakan padanya.

Kini dia semakin tumbuh, dan setiap saya shalat dia selalu mengikutiku meskipun dia belum tahu bacaannya.  Tapi dia sudah tahu posisinya sebagai imam lho..dia juga punya sajadah kecilnya sendiri dan dia juga ikut berwudhu sebelum shalatnya..aku bangga sekali padanya.  Ketika dia sekolah nanti, aku ingin memilih sekolah yang disitu juga ada kurikulum arabnya.  Atau aku bisa mendaftarkannya mengaji di masjid dekat rumah dengan para teman-teman sebayanya agar ia bisa membaca Al Qur'an  seperti aku dulu sewaktu masih kecil.
Mengapa aku ingin sekali dia bisa belajar Iqra, karena aku yakin sekali, Al Qur'an itu adalah pedomannya untuk menjadi manusia yang baik.  Anakku adalah seorang laki-laki, dia kelak akan memikul tanggung jawab yang berat sebagai seorang individu dan kepala keluarga.  Jika Ia besar dengan dasar pengetahuan agama yang baik, aku percaya ia akan menjadi manusia yang bertanggung jawab dan  InsyaAllah akan terhindar pula dari pengaruh-pengaruh buruk lingkungannya. 

No comments:

Post a Comment