Thursday, April 14, 2011

Materi Hanyalah Sebuah Pepesan Kosong

 Kali ini ada sebuah cerita atau kalau boleh dibilang sebuah gosip bloggers. Aku senang memperhatikan kehidupan orang lain, dan ceritanya ada seorang tetangga yang memiliki mobil empat, rumahnya bagus, dan hartanya pun banyak.  Semua terlihat sempurna pokoknya seperti a perfect family, tapi jika dilihat dari dalam, keluarga ini cukup memiliki sebuah kehidupan yang aneh menurutku.  Sebagai perbandingan di kehidupan kami, meskipun kami hidup berkecukupan namun kami tidak pelit dengan kebutuhan-kebutuhan hidup paling primer seperti pakaian, makanan dan hal-hal lain yang penting bagi kelangsungan hidup sebuah rumah tangga. 

Tapi tidak dengan keluarga ini padahal mereka memiliki anak-anak yang semuanya berpendidikan, meskipun demikian kehidupan di dalam rumah mereka terlihat serba "irit".  Mereka tidak peduli bila air galon dirumah sudah kosong, dan agak enggan untuk membeli refillnya. Sampai-sampai pembantunya tidak bisa minum! Bukan hanya itu saja, sang ibu pemilik rumah pun tidak pernah memasak?  Pembantu rumah tangga mereka disuruh memakan makanan sisa kemarin yang ada di lemari pendingin!  Bukan main..

Informasi seperti ini aku dapatkan dari pembantu rumah tangga yang bekerja untuk tetangga kami.  Cerita ini sungguh membuatku mengernyitkan dahi juga.  Bagaimana tidak, dari luar keluarga ini begitu hebat dan sempurna. Tapi kok begitu ya caranya berumah tangga? Bukan hanya keluarga ini saja yang membuatku heran.  Ada lagi contoh keluarga kaya lainnya, dimana si ibu rumah tangga ini hanya masak makanan untuk serumah dengan porsi yang serba irit alias sedikit sekali. Hingga tamu yang menginap dirumah mereka terpaksa menahan lapar jika menginap di rumah mereka.  

Dari dua contoh di atas, aku semakin bingung dengan pola pikir orang lain yang suka menumpuk hartanya, tapi tidak mau menikmati hasil jerih payah mereka.  Untuk apa mereka bekerja keras tapi, tidak menikmatinya? Uang boleh disimpan, tapi bukankah akan lebih baik lagi jika itu bermanfaat untuk kualitas kehidupan mereka juga bukan? Masa sih sampai tega membiarkan pembantu rumah tangga mereka kelaparan dan kehausan? Bukankah itu tidak normal? Yang wajar-wajar saja lah dalam mengatur keuangan.  Jangan terlalu pelit juga.  Toh seluruh harta itu tidak akan bisa dibawa ke liang lahat bukan?

Sisi yang ingin aku lihat kali ini adalah banyaknya orang kaya yang ternyata pelit.  Materi itu sebenarnya hanya sebuah pepesan kosong, ia bisa membeli kebahagiaan tapi bukan kebahagiaan sejati yang bertahan lama.  Kebahagiaan itu adalah jika kita bisa memanfaatkan materi untuk kualitas kehidupan kita yang lebih baik mentally, physically, and spiritually.  Jadi, seharusnya manusia bukan bekerja untuk diperbudak oleh materi.  Yang benar adalah bekerja untuk kehidupan. Tidak akan pernah cukup bekerja untuk menumpuk materi, yang ada adalah rasa tamak ingin lebih dan lebih lagi.  Hingga segala macam cara pun dilakukan meskipun harus dengan cara curang, korupsi, dan lain-lain.  Dimana letak kebaikannya?
 
Tapi..yaa..namanya juga manusia, setiap keluarga atau individu itu adalah unik.  Jadi, ini hanya sebagai bahan pelajaran kehidupan saja

No comments:

Post a Comment