Memulai pagi dengan sarapan pancake, teh manis hangat, dan segelas jamu adalah menuku pagi ini. Jamu? iya..jamu kunyit asam ditambah beras kencur yang kubeli ditukang jamu langgananku tiap pagi. Sebagai wanita berdarah Jawa, aku suka sekali minuman tradisionil yang bernama jamu.
Bagi orang jawa jamu ini adalah minuman rempah-rempah yang memiliki khasiat sebagai obat-obatan tradisional dan alami. Memang, jangan tanya bau, dan rasanya, waduh..pahit, tapi tidak semuanya terasa pahit, ada juga yang manis dan khasiatnya adalah menghangatkan tubuh seperti beras kencur. Anak-anak biasanya suka dengan jamu beras kencur, seperti Darren yang juga menyukainya.
Kalau kunyit asam yang aku minum itu, khasiatnya untuk menghaluskan kulit, melancarkan haid, dan juga membuat tubuh wanita menjadi wangi. Jadi dijamin tidak bau badan alias bb. Soalnya leluhurku memang sudah menurunkan kebiasaan-kebiasaan sehatnya dengan meminum ramuan jamu-jamuan tradisional. Konon, aku masih keturunan klan Mataram, Mataram itu adalah sebuah kerajaan besar di Jawa. Jadi, tak heran jika sampai saat ini aku masih memegang adat tradisi Jawaku seperti meminum jamu.
Aku memang suka minuman-minuman hangat tradisional seperti bandrek, jamu, sekoteng, serbat dan sejenisnya. Rasa rempah-rempah yang menghangatkan tubuh dan juga manisnya gula jawa membuatku ketagihan dengan tipe minuman seperti ini. Tubuhku tidak mengeluarkan bau badan karena sering meminum jamu-jamuan paling tidak seminggu sekali. Dan kulitku pun Alhamdulillah halus..
Tapi, sekarang yang namanya tukang jamu mulai jarang terlihat, makanya aku bersyukur di Bandung masih ada mbak yu yang menjual jamu tradisional gendong. Aku sadar bahwa sebagai seorang wanita, kita dituntut menjaga kesehatan kita luar dan dalam. Nah jamu ini adalah faktor yang membantu menjaga kesehatan dari dalam tubuh kita..Tinggal ikutan yoga deh mulai bulan depan untuk menjaga stamina fisik luar dan dalamku..siip lah..!
No comments:
Post a Comment