Jika dipikir-pikir lagi pada era pimpinan pak Harto dulu, bangsa kita ini dididik untuk mandiri dalam hal pangan dan pertanian. Ingat tidak waktu kita kecil dulu, di televisi sering ada acara kelompencapir. Petani-petani kita waktu itu pintar-pintar. Bangsa kita dulu dididik untuk swasembada pangan. Pak Harto itu sadar sekali dengan sumber daya dan kekayaan tanah airnya. Makanya, dia berusaha untuk menjadikan negara ini mandiri dan sejahtera diatas kekuatan dan kekayaan alam sendiri.
Indonesia itu tanah yang subur, makanya pertanian waktu itu bagus, seingatku dulu aku tidak pernah dengar yang namanya ada impor beras. Kok sekarang malah kita mengimpor beras, dll? Bukannya mengimpor itu pertanda kita tidak bisa menghasilkan sendiri beras? Padahal tanah kita kan subur? Kenapa semua harus serba impor? Memangnya kita tidak bisa menghasilkan sumber bahan pangan dengan kualitas yang bagus?
Kemarin saya baca di twitter sumber kementrian pertanahan bilang bahwa sekarang Indonesia kekurangan lahan sawah. Loh?? Memangnya kemana semua sawah ini menghilang? Dijadikan perumahan ya? Dibangun mall kah? Kemudian saya dengar lagi bahwa sekarang anak-anak muda sudah tidak ada yang mau menjadi petani, mereka lebih memilih ngojek? Inikah akhir jaman? Inikah yang dinamakan reformasi? Reformasi yang dulu menghancurkan semua idealisme pak Harto? Reformasi yang aku sadari adalah perusakan. Dan Indonesiaku sekarang sudah rusak. Mau jadi apa bangsa ini?
Oke, aku dengar Indonesia adalah negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi no 3? Aku nggak tahu pasti peringkatnya, tapi pertumbuhan yang seperti apa sih? Kok aku nggak bisa merasakannya ya? Atau itu hanya sebuah angka statistik belaka? Malah katanya negara ini sedang mengalami inflasi, harga bawang putih dan merah melonjak, nggak kira-kira lagi mahalnya. Harusnya kalo tingkat pertumbuhan ekonomi bagus, artinya perekonomian bangsa ini stabil dong, harusnya tidak ada istilah inflasi segala. Kok sekarang inflasinya bisa tinggi ya? Wah..rasanya aku harus buka buku-buku masa kuliah lagi deh supaya bisa mendapatkan jawabannya.
Lieur kalau harus memikirkan permasalahan yang dihadapi bangsaku. Nggak ngerti kenapa bangsaku bisa jadi seperti ini, pulau-pulau bisa diperjualbelikan, pasir dijual, BUMN dijual, kebudayaan kita diaku-aku sama bangsa tetangga, beras saja impor, trus apa yang kita ekspor? Apa yang bisa kita banggakan? Males dehh..
Kok enak aja ya kekayaan kita bisa diperjualbelikan seperti perumpamaan kita ini adalah bangsa yang miskin saja. Orang miskin itukan jika tidak punya uang, dia menjual harta bendanya. Masa kita sampai tidak punya harga diri sih, apa-apa dijual? Wew nggak banget dweeh..Maaf maaf aja ya, sepertinya bangsaku ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak punya harga diri lagi. Dikasih lihat uang matanya berubah hijau. Tidak lagi punya rasa malu, tidak lagi punya sense of belonging, tidak punya hati nurani seenaknya saja memuluskan segala sesuatu demi uang yang masuknya ke kantong pribadi. Kasihan..kasihan.. Dimana ya peran ulama-ulama kita? Apa manusia sekarang kalau mendengar ceramah masuk kuping kiri keluar kuping kanan saja alias 'sebodo teuinglah'?
Masih ada tidak sih calon-calon pemimpin bangsa yang jujur itu? Ada tidak ya yang prinsipnya masih murni dan hatinya masih bersih?
Ahh ya sudahlah..Aku sih cuma segelintir orang kecil yang hanya bisa mengelus dada melihat dunia di luar sana. Aku cuma bisa berdoa dan memohon perlindungan Allah semata agar senantiasa dilancarkan rezekinya dengan cara yang halal. Dan semoga Allah mencukupi semua kebutuhanku dan keluargaku. Aamiin. Sekedar pandangan sinis seorang ibu rumah tangga:-) Biar bagaimanapun kesinisanku adalah bukti bahwa aku peduli dan masih mencintai negeriku sendiri.