Tuesday, January 29, 2013

Who's That Girl, Boy?

Tak terasa sudah enam tahun lebih sebulan usia anak saya Darren.  Dia semakin tumbuh dan dewasa.  Ada sebagian dari dirinya yang terkadang membuat saya terkejut atau surprised dengan polah tingkahnya.  Untuk anak seusia Darren, dia sudah mulai menunjukkan ketertarikannya dengan lawan jenis atau teman wanitanya.  Yah mungkin sebagian dari kita pasti akan khawatir atau bertanya-tanya, kok masih kecil sudah tahu menyukai lawan jenis? Kalau untuk saya pribadi sih, hal itu wajar saja.  Karena dulu saya sendiri pun diusianya juga sudah mulai menyukai lawan jenis sewaktu saya masih sekolah di taman kanak-kanak. 

Dulu sewaktu TK saya pernah tertarik dengan teman saya yang bernama Toni.  Bagi saya dulu Toni itu adalah anak laki-laki yang cukup manis. Cara berpakaiannya rapih, dan rambutnya selalu diklimis ke kiri menyerupai bapak-bapak hehehe..Nah begitupun dengan anakku.  Bagaimana saya bisa tahu ketika anak saya menyukai teman perempuannya? Well..suatu hari ketika saya mengantarkan Darren sekolah di pagi hari, saya melihat bunga-bunga liar yang cantik di tepi jalan yang kami lewati.  Saya berkata padanya, "Darren, lihat! banyak bunga warna-warni tuh, cantik ya.." Tadinya anak saya hanya acuh tak acuh saja ketika saya berbicara.  Tapi kemudian dia bereaksi, "Oh iya..tunggu dulu mah!" Kemudian dia berlari-lari kecil mengambil sekuntum bunga berwarna ungu di tepi jalan yang baru saja kita lewati.  

Sambil senyum-senyum dia berkata, "Hehehe buat Salsabila" katanya.  What?? Itu yang saya pikirkan.  Who is Salsabila? Dia berkata, "Temanku disekolah".  Saat itu aku hanya bisa menggelengkan kepala.  Anak sekarang cepat sekali dewasanya.  Tapi sebagai orang tua, bagiku pribadi tidak ada masalah dengan perkembangan anak saya yang mulai menyukai teman wanitanya.  Saya menghargai anak saya seperti seorang dewasa. Saya tahu anak saya juga memiliki pendapat, perasaan, dan nalurinya sendiri, dan saya respek akan hal itu.  Saya tidak mau menjadi orang tua yang otoriter, tidak membolehkan ini atau itu. Bahwa mungkin pendapat orang tua lain akan berpikir, "Anak saya tidak boleh berpacaran sebelum kuliah" atau pendapat lain yang sebagainya, tapi tidak bagi saya.  Anak itu harus dihargai sama seperti kita ingin dihargai oleh orang tua kita dulu, dan bagi saya membiarkan dia berekspresi dengan cara yang positif itu baik.  

Saya ingin anak saya tumbuh percaya diri.  Karena kepercayaan diri anak itu menentukan masa depannya.  Saya ini termasuk manusia yang pemalu, mungkin karena dulu saya tidak dibiarkan mengekspresikan diri sendiri secara bebas.  Orang tua saya banyak melarang ini, melarang itu, tidak boleh begini, tidak boleh begitu yang akhirnya yah beginilah saya yang sekarang.  Makanya terhadap Darren, saya biarkan dia tumbuh menjadi dirinya sendiri saja. Saya bisa melihat anak saya cukup bahagia, dia banyak tersenyum dan alhamdulillah mandiri dan positif.

Ternyata dengan dia diperbolehkan menjadi dirinya sendiri, dia belajar menggunakan nalurinya sebagai seorang anak laki-laki yang sudah 'tahu' kodratnya.  Saya perhatikan dia sering memberi barang-barang miliknya untuk si gadis kesukaannya itu;).  Padahal terus terang saja bloggers, saya tidak pernah mengajari apapun tentang memberi kepada seorang wanita.  See..itu tandanya naluri kelaki-lakiannya berfungsi dengan baik.  Saya biarkan saja dia memberi sesuka hatinya benda-benda seperti bunga, pinsilnya, makanan kesukaannya untuk gadis bernama Salsa itu:-)  Ya biarlah dia belajar menjadi seorang gentlemen.  Bukankah kodrat seorang pria itu adalah the provider?;)

Oya ngomong-ngomong saya juga agak curious tentang tipe gadis seperti apa yang disukai anak saya? Naah..padahal nih, saya juga punya kriteria sendiri tentang gadis yang seperti apa yang menurut saya cantik.  Ada seorang gadis cantik disekolahnya yang bernama Sabrina.  Menurut saya gadis ini cantik, kulitnya putih, perawakannya tinggi, rambutnya ikal seperti boneka, dan matanya yang lucu seperti kancil dan berbulu mata lentik.  Ah..pokoknya cantik lah.  Sewaktu anak saya menyebut nama Salsa, saya pikir gadis cantik yang saya suka itulah yang ditaksir Darren.  Tapi, setelah saya tahu siapa cewek kecil yang namanya Salsa itu, saya cukup surprise juga.  Bahwa ternyata gadis yang disukai anak saya ini adalah seorang gadis yang sangat sederhana. Wajahnya biasa saja, tubuhnya kurus, kulitnya kuning langsat, rambutnya lurus, dan cara berpakaiannya..uhm..maaf nggak banget deh:).  

Salsa ini anak dari orang tua yang sederhana, dan saya kenal mamanya.  Tapi jangan salah bloggers, Salsa ini ternyata adalah gadis yang rajin disekolah, kalem, dan tidak banyak bicara. Dia sangat fokus belajar, sudah diajarkan mengaji oleh orang tuanya, dan anak perempuan yang pengertian, serta tahu diri.  Wah..ternyata anak saya ini sudah pintar menilai mana yang paling 'the best' for him hihihi..Anak saya pintar juga ya.  Dia tidak melihat fisik seorang gadis, tapi menilai kepribadiannya..That's my boy!:-)

Saya pernah bertanya tentang pendapatnya mengenai Salsa kepada Darren, "Apa sih yang kamu suka dari Salsa?" Jawabannya, "Salsa itu nggak cerewet kaya si Nina, aku nggak suka sama yang cerewet!" "Lagian, Salsa itu pintar, dan kurus lagi" Waa?? Dia bilang 'kurus'? Ahahaha..Boys will be boys..Nggak yang tua, nggak yang masih kecil, definisi cantik bagi laki-laki adalah yang kurus alias langsing. 

Eh tapi disekolahnya, Darren itu memang banyak disukai oleh teman-teman perempuannya lho. Saya suka geli melihat sekelompok gadis-gadis kecil yang memanggil anak saya sambil tersenyum tersipu-sipu, "Darren.."  Ouaaa..hahaha..Saya hanya tersenyum ketika melihat mereka seperti itu.  Sementara anak saya hanya diam dan cuek saja ketika dipanggil oleh teman-temannya.  Sebenarnya saya tidak suka juga sih melihat sikap Darren yang cuek seperti itu, maka saya tegurlah dia, "Darren kalau disapa teman tuh harusnya menjawab dong, jangan diam saja" kataku.  "Malu mamah" kata anak saya. 

Saya hanya berusaha bersikap positif saja terhadap anak. Biarlah anak belajar sendiri, mengembangkan dirinya selama itu positif dan baik. Toh dengan menyukai lawan jenisnya, dia menjadi termotivasi untuk menjadi a better person.  Saya selalu menyebut nama Salsa sebagai contoh yang baik, supaya dia juga mau termotivasi untuk menjadi orang yang baik seperti gadis yang disukainya itu.  Saya selalu mengatakan, 'Salsa itu dirumahnya suka mengaji lho..", atau "Salsa itu dirumah suka bantuin mamanya lho".  Jika saya sudah menyebut nama Salsa sebagai perumpamaan, dia langsung berubah menjadi lebih baik tindak tanduknya.  Darren jadi lebih mandiri, sudah mau membersihkan dirinya sendiri, sudah bisa mandi sendiri tanpa disuruh, dan menjadi lebih giat belajar.  Alhamdulillah..

Peran saya sebagai orang tua ya cukup mengamati saja, selama masih dalam taraf yang wajar buat saya nothing's wrong.  Sayalah yang pegang kendali bila semua berjalan tidak semestinya. Ambil sisi positif dari kejutan-kejutan perkembangan anak kita, yang terpenting adalah 'kita'nya harus menjadi contoh yang baik buat anak-anak kita.  Saya ingin dia tumbuh menjadi seorang pria yang soleh, a good men, a good person, a good husband, and a good leader, InsyaAllah.

Yah setiap anak itu unik, beda-beda sifat dan karakternya. Makanya jangan suka membanding-bandingkan antara anak kita dengan anak orang lain, karena setiap anak punya kelebihannya masing-masing.  I'm proud of my son, like you are proud of your's.

No comments:

Post a Comment