Saturday, May 11, 2013

Don't Force Them To Love You


PUISI SAYYID QUTB KETIKA IA JATUH CINTA

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

(As-Syahid Sayyid Qutb)

You Can't Rid The World Of Sorrow, But You Can Choose To Live In Joy

Sorrow is with us not because we are bad at stopping it, but simply because it's part of being human. What matters is not whether good or bad things happen - both will, but your relationship to them. Just think back over the last 24 hours, - what had you taken hard that you could have taken lightly?

Saturday, May 4, 2013

It's Ok tTo Ask For Help

You are not here to do it all alone. That would be crazy! Do you know how to grow rice, spin yard or make electricity? No one does it all alone. That's why people have each other. Relying on and supporting each other is what makes the world go round. Don't be shy about asking for help.

Bahan Renungan

I narrated the story of Umm Salama losing her husband and her patience and then the Prophet (peace be upon him) proposing to her. However, narrating this story filled me with sadness.

How far have we drifted that we don't even think like the Prophet did, leave alone act like he did!

The Prophet (peace be upon him) and the Sahaba would not leave any widow or divorcee unmarried, they would propose to them as soon as the iddah was over. There are many stories like this in the Seerah.

They had a strong sense of social responsibility towards them and so you would rarely hear of female Sahaba who had to live as divorcees or widows.

Today, this Sunnah is so dead in many places, that if anybody tries to revive it, they tend to be vilified and treated like sinners and people judge their motives. Even those men who do talk about polygamy, many only want younger second wives and won't consider a divorcee or widow.

How far have we drifted from the way of thinking of our beloved prophets and role models? ([ Abu Muawiyah Ismail Kamdar, Head TA at Islamic Online University)
[http://www.PureMatrimony.com/]

Friday, May 3, 2013


You Have So Much To Offer To The World.

There is no limit to the love you can share, to the happiness you can inspire, to the peace you can bring.

Thursday, May 2, 2013

Anakmu Adalah Permatamu

Tadi aku sempat mention tentang anak yang makan lumut.  Jadi ceritanya seperti ini, ada seorang temanku dia seorang wanita karir beranak dua.  Karena tuntutan pekerjaan, setiap hari ia menitipkan anaknya yang paling kecil dengan orang tuanya dirumah.  Temanku ini tidak pernah tahu bahwa setiap hari anaknya ini memakani lumut.  Mungkin karena sang nenek sudah tua sehingga dia juga tidak sadar bahwa cucunya diam-diam memakan lumut setiap harinya hingga suatu ketika anak ini jatuh sakit dan dilarikan kerumah sakit. 

Diagnosis dari dokter membuat temanku kaget, mengetahui sakit yang di derita sang anak disebabkan dari jamur yang terdapat di lumut yang ada di dalam mulutnya! Terus terang saja ya bloggers aku sendiri sampai bergidik mendengarnya.  Temanku ini akhirnya menyadari kekeliruannya selama ini yang karena kesibukannya sampai tidak tahu apa yang terjadi pada anaknya sehari-hari.

Aku bukan bermaksud untuk bergosip tentang kehidupan temanku ini bloggers.  Tapi setiap cerita pasti ada hikmah yang bisa kita petik.  Dan disini aku bisa mengambil pelajaran yang berharga bahwa sebagai orang tua kita tidak boleh lengah sedikitpun berkaitan dengan anak.  Kita menanggung akibat dari keteledoran kita, dari kesibukan-kesibukan kita mencari nafkah hingga anak menjadi korban. Jangan sampai seperti itu teman.  
Apa yang lebih penting dari harta? Anak.  Jika kita kehilangan anak kita, apa yang bisa kita lakukan? Menangis dan menyesal.  Untuk apa semua harta bila kita kehilangan mereka?

Ibu..adalah seorang ibu.  Kita adalah pelindung keluarga, tameng mereka.  Pengorbanan kita diatas segalanya untuk buah hati tercinta, demi mereka kita harus rela mengorbankan ego kita, ego ingin mencapai cita-cita setinggi langit, ingin berkarir sukses, ingin hidup lebih glamour dan sebagainya.  Apalah arti kesuksesan bila anak tidak bahagia? Apalah arti uang, bila anak kita menderita? Bila hidupnya terasa hampa? Apa artinya jabatan tinggi bila kelak anak kita memberontak dan tumbuh menjadi liar tak terkendali karena marah?  Kabur-kaburan, pergi dugem, pulang pagi, hamil diluar nikah, narkoba dsb?

Once again..sebuah catatan untuk diri sendiri.

Touchscreen Generation

Aku baru membaca sebuah broadcast dari Blackberry Messanger mengenai kecanduan Ipad pada balita.  Alhamdulillah kasus seperti ini tidak terjadi pada anakku meski anakku masuk di era touchscreen generation.  Tidak ada komplain dariku yang resah bahwa Darren anakku akan kecanduan Ipad atau tablet androidku.  

Aku telah memperkenalkan Ipad pada Darren sejak ia berusia 5 tahun, dan aku sendiri juga memiliki sebuah tablet dirumah. Meski Darren bisa mengakses tabletku untuk bermain, tapi dia punya rasa bosan sendiri sehingga dia tidak pernah sampai kecanduan dengan games atau aplikasi-aplikasi lainnya.  Dia sendiri sudah tahu lho caranya mendownload aplikasi yang dia pikir menarik. Dan dia juga sudah tahu mana aplikasi yang berbayar dan mana yang free so..aku tidak begitu khawatir, dia sudah cukup pintar dan dewasa menggunakan gadgetku. Dan untungnya dia anak yang mudah bosan, sehingga ketika dia merasa bosan, dia taruh kembali tabletku di tempatnya.

Makanya sebagai orang tua kita juga sebaiknya tidak sembrono menaruh gadget-gadget kita.  Dan selalu ingat untuk mendampingi anak kita setiap saat.  Perhatikan segala aktifitasnya, jangan sampai karena terlalu sibuk kita tidak tahu anak kita makan lumut!  Iya bener bloggers ada lho kasus seperti itu.  Tapi, nanti saja aku ceritakan kasus ini. 

Intinya sebenarnya adalah ketegasan orang tua dalam hal membuat batasan-batasan pada anak.  Batasan-batasan mengenai privasi barang-barang milik orang tua dan anak.  Aku sendiri selalu tegas memberi tahu Darren untuk membiasakan diri meminta izin bila ingin menggunakan barang-barang milikku.  Dan aku sendiri pun selalu menaruh barang-barang seperti tablet atau Ipad di meja kamarku. Anakku tahu apa yang ada di dalam kamarku adalah milik mamanya sehingga dia segan untuk mengambilnya tanpa seizinku.

Untuk kasus anak balita yang kecanduan Ipad, hmm..bisa jadi orang tuanya cuek saja menaruh barang-barangnya sembarangan, dan mungkin karena sok kepingin anaknya ekstra cerdas, mereka sudah memperkenalkan gadget-gadget seperti itu untuk anak-anak kecil mereka yang relatif masih terlalu dini.   

Ada masanya seorang anak tahu gadget-gadget orang dewasa.  Meski ada istilah golden age untuk anak usia balita, tapi soal gadget, ya perkenalkanlah sewajarnya saja sesuai dengan perkembangan usianya.   Untuk saat ini caraku mengenalkan Ipad/tablet adalah dengan membiarkan dia bermain dengan si talkingcat atau aplikasi menggambar cukup itu saja. Aku baru bisa mengajarinya seperti itu.  Nanti ketika sudah SD dia akan aku bimbing untuk mencari aplikasi yang tepat untuk membantu dia belajar tentang pelajaran sekolah seperti kamus bahasa Inggris, matematika, dan lain sebagainya. 

Tapi..ada satu hal penting lagi yang harus diingat oleh orang tua adalah control.  Hati-hati ya parents..ada aplikasi-aplikasi dewasa yang takutnya bisa diakses oleh anak-anak usia remaja.  So, sebisa mungkin kita menggunakan lock khusus dan hanya membolehkan anak memegang tablet dalam pengawasan kita orangtuanya.  Bisa tidak ya? hehehe..entahlah.  But at least we should try. Harus menjadi satpam yang baik demi anak.

Be a smart parent.   Sebuah catatan untuk diri sendiri.

The Ability Of Human Skin

 ''Allah dropped down the best of speech (the Quran), where it makes the skins of those who fear Him soften towards His remembrance as well as their hearts. Thats Allah's guidance, He guides whom He wishes, and the one who's misguided will have no one to guide him.'' Al-Zumar 39:23

A recent study in Canada discovered that human skin has the ability to hear. The experiment involved participants listening to certain syllables whilst puffing air on to their skin. The results indicated that our brains could receive information from our skins in order to form a picture, a sense or a feeling that describes the surrounding environment.

Allah the Almighty already told us of this discovery more than 1400 years ago. He describes in the verse above that when a person is in a spiritual state, fearing or engaged in His remembrance, He causes their skin to shiver and react to His divine words, and the heart to soften in peace and tranquility.

In other words 'Goose-bumps' are a result of our skin listening and interacting with what's around us and Allah clearly mentioned that in His holy book before any scientist can discover it.

Allah is our only creator and He has the keys to the unseen within ourselves and the universe around us. He gave us this sign to reflect upon the way He created us, only to worship and remember Him. So lets reflect, learn, believe and engage in His remembrance in our day-to-day life.


SubhanAllah


Further info:
http://www.livescience.com/5909-surprise-skin-hear.html

Kemampuan Untuk Menyelaraskan Antara Logika Dan Nurani

Allah memberi manusia otak dan juga nurani.  Otak adalah untuk berpikir dengan logika untuk menyelesaikan permasalahan, tapi nurani adalah tuntunannya. Jadi jangan hanya bergantung pada logika karena terkadang itu bisa salah.  Nuranilah yang selalu membimbing kita pada kebenaran.  Belajar menggunakan keduanya dengan seimbang.

Wednesday, May 1, 2013

To People Who Worship On Fajr


It's Time You Remembered Who You Really Are

You are not your wallet, your job, your kids, your house. You are not your activities or your worries or the labels other people give you. Like an actor you play these roles, and like a good actor you sometimes forget who you really are. Time to wake up now, and remember that you are a being of immense power and breathtaking beauty created in the image of God.

Tuesday, April 30, 2013

Never Depend On Anything But Allah


There Is A Meaning To All This

No one can see beyond the horizon of their own lives. We are threads in the great tapestry of time. Have faith. Every stitch has a reason.

Mirror Mirror On The Wall, Who's The Sexiest Of All?

Apa sih arti seksi buat para wanita 30an?  Apakah seksi untuk wanita usia 30an dan 20an masih sama? 

Ini pertanyaan yang sempat bergelayut di kepala saya ketika bercermin.  Mungkin bukan hanya saya yang merasa concern tentang masalah aging dan bertambahnya usia.  Beberapa orang wanita mungkin malu menyebutkan angka yang menyebutkan usianya, bahkan ada juga yang malu bila ditanya tentang tahun kelahiran, kalau bisa sih tidak perlulah mencantum tahun kelahiran segala, biasanya sih begitu hehehe;) 

Tapi saya sih blak-blakan saja.  Juni nanti usia saya adalah 37 tahun, haah! Yep..dalam 3 tahun kedepan genap memasuki kepala 4:)  Kalau ingat yang namanya usia, apalagi mendekati 40, seorang perempuan itu pasti sudah mulai merasa kurang percaya diri.  Pas bercermin di meja rias, tiba-tiba kita melihat ada kerutan disudut mata, atau jika kita tersenyum ternyata daerah sekitar hidung dan bibir sudah menampakkan garis tawa.  'Hadeeuh sudah mulai tua' begitulah pikir kita.  

Kemudian kita melihat ke arah pigura foto kita ketika masih usia 25an..Cantik. But now? Well mau  bagaimana lagi, namanya juga proses alami, biarpun teknologi masa kini sudah canggih mulai dari botox, sedot lemak dan sebagainya, tetap saja yang namanya aging saya tetap memilih perawatan alami untuk mempertahankan atau setidaknya menghambat penuaan. 

Terkadang wanita itu masih suka membuktikan dirinya sendiri yang sudah berkepala tiga bahwa dirinya masih seksi dan berusaha menampilkan sisi liarnya dengan berpakaian terbuka, atau sengaja berfoto dengan gaun yang ehem menampilkan cleavagenya.  Entah dengan maksud ingin menarik perhatian pria dengan berfoto seperti itu? Atau memang dia ingin menunjukkan bahwa dia masih seksi di usianya yang sudah berkepala tiga dan beranak dua misalnya, ehm maaf.  

Tapi, sekali lagi setiap orang itu punya karakternya masing-masing.  Ini sih pendapat pribadi saya sendiri, kalau menurut saya, yang namanya wanita seusia saya ini sudah berada di tahap growing mature.  Tumbuh secara spiritual.  Keseksian fisik bukan lagi hal yang utama, tapi sudah memasuki tahap kesadaran bahwa kecantikan utama kita sebagai wanita adalah jiwa dan hati.  Penampilan fisik sih tetap kita perhatikan, kalau saya menjaganya ya standar saja seperti tetap merawat kekenyalan kulit dengan lotion, menggunakan sunblock, dan lain sebagainya.  Tapi yang utama buat saya adalah kebahagiaan dan attitude kita.

Seksi itu untuk seusia saya adalah bagaimana kita bertingkah laku sebagai seorang lady.  Seorang lady tidak menunjukkan keseksiannya dengan buka-bukaan, tapi dengan keanggunan, kesederhanaan, dan kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya ciee.  Jadi seorang wanita itu seksi jika dia bahagia. 

Nah bagaimana memperoleh kebahagiaan itu? Dengan mengisi jiwa kita dengan iman, serta melakukan aktivitas-aktivitas yang baik dan benar, bukan dengan makan atau belanja hehe..  Seorang wanita  juga diwajibkan merawat penampilannya yang terbaik dengan memilih pakaian yang serasi dan sopan. Dulu, boleh saja mengenakan pakaian-pakaian mini dan tangan terbuka, tapi sekarang? Rasanya kurang pantas ya.  Secara kita sudah ibu-ibu gitu loh..hahaha..Yaa, yang moderat sajalah.  Tidak perlu terlalu glamour yang penting rapih, menarik, pantas, dan enak dilihat.  

Kalau soal seksi sih..yah cukup suami saja yang tahu.  Kalaupun kadar keseksian kita sudah pudar pun, suami yang baik akan menghargai kita yang sudah melahirkan anak-anaknya, dan dia pun tahu kesolehan kita sebagai istri lebih dari cukup karena telah merawat dia, anak-anak, dan rumahnya.  Kecantikan fisik boleh pudar, tapi kecantikan hati bertahan selamanya. 

Jika kita bahagia, senyum yang memperlihatkan garis-garis halus diwajah pun tetap terlihat cantik.  Optimisme, harapan-harapan, dan pikiran positif membangkitkan semangat hidup.  Jangan lupa terus memperbaiki diri, menjaga kebaikan hati, menyederhanakan hidup alias stress free, itu bisa menjaga usia kita tetap muda.  Umur boleh saja bertambah tua, tapi jiwa kita akan selalu muda.  Untuk bahagia, carilah hal-hal yang membuat kita senang.  Menekuni hobi, berteman dengan teman-teman yang baik dan menyenangkan, tahu dan bisa mendengarkan kebutuhan diri dan tubuh sendiri.  

Intinya, untuk tetap awet muda adalah menjaga keseimbangan fisik dan mental yang baik.  Woles sajalah soal aging, forget about sexiness.  Just be happy!;) Yang terpenting adalah semangat hidup, keep positive, and always keep the good within.  Ini adalah catatan untuk diriku sendiri. Semangaat!;)

Sunday, April 28, 2013

Saturday, April 27, 2013

Ready To The Next Level:)

Sebentar lagi selesai sudah masa-masa bermainmu di Taman Kanak-kanak ya..Sudah siapkah kamu untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya anakku? Mama selalu mendoakanmu semoga kamu tumbuh menjadi anak yang mandiri dan semakin soleh di awal langkahmu ke Sekolah Dasar.  Ini mama sengaja mendokumentasikan kegiatan-kegiatanmu di sekolah.

 Ayo dong lebih rapih lagi next time..

 Oke awannya dari kapas ya?;)

Kamu sudah siap untuk masuk SD nak!  Good job!

Mendidik Anak, Versi Orangtua Dan Nenek/Kakek

Setiap orang tua punya cara masing-masing dalam mendidik putra putrinya.  Dan sering kita dengar konflik yang terjadi antara orangtua dengan nenek/kakek mereka dalam hal mendidik anak/cucu mereka. Dalam hal mendidik seorang anak/cucu, dibutuhkan kesadaran peran antara orang tua sebagai ayah/ibu dan peran sebagai nenek/kakek.  Karena rasa sayang seorang nenek/kakek terhadap cucu yang berlebihan membuat sang cucu merasa mendapat perlindungan dimana peran ayah/ibu menjadi lemah dimata anak.  

Contoh dalam hal mendisiplinkan misalnya, anak makan disuap oleh neneknya, padahal sang ibu menginginkan anaknya untuk lebih mandiri dengan mengajarkan sang anak untuk makan sendiri di meja makan bersama-sama.  Tapi kemudian sang anak/cucu meminta disuapi oleh sang nenek, dan akhirnya nenek mau menyuapi dengan alasan 'kan dia masih kecil'.  Disinilah timbul konflik mengenai masalah otoritas.  Karena sang nenek dengan caranya yang memanjakan, akhirnya si cucu/anak ini kurang menghargai otoritas ayah/ibunya sendiri.

Ketika ayah/ibunya memberi nasihat atau memarahi perbuatan anak yang tidak baik, maka larilah si anak kebelakang nenek/kakek mereka untuk mencari perlindungan, karena mereka tahu neneklah yang akan membelanya. Inilah sekelumit permasalahan dalam hal disiplin dan mendidik anak. 

Bila peran kita sebagai seorang nenek/kakek ada baiknya bila kita menghormati dan menghargai cara anak kita dalam mendidik putra-putri mereka. Hindari mengkritik anak dalam usahanya mendidik anak-anak mereka. Dan jangan pula kita mencampuri urusan mereka dalam hal kedisiplinan. Karena walau bagaimana pun kita harus memiliki kesadaran bahwa pengalaman kita dahulu sangat berbeda dengan pengalaman dan pemahaman anak kita dalam mendidik dan mendisiplinkan anak-anak mereka. 

Terkadang anak kita belajar dari cara kita memperlakukan mereka ketika mereka masih kanak-kanak, sehingga mereka memperlakukan anak-anak mereka lebih baik daripada kita.  Kita juga tak selayaknya menganggap bahwa sebagai orang tua, kita selalu benar.  Kadang justru anak-anak lebih dewasa daripada yang kita sangka.  Meski masih kecil, ingatan seorang anak sangat kuat, bahkan memori tersebut mereka bawa hingga mereka dewasa. Memori tersebut menjadikan seorang ayah/ibu menggunakan pengalamannya dalam hal peranannya sebagai orang tua dikemudian hari.

Jadi, alangkah baiknya bila di dalam sebuah rumah, anak dan orang tua saling menghargai perannya masing-masing serta saling memberi inspirasi atau contoh yang baik kepada anak/cucu mereka.