Cerita ini berkisah tentang pengalaman seorang teman wanita yang baru saja menikah. Namanya miss broto begitulah sebutan untuknya sewaktu kita masih segank di kantor KCI. Jika dia dipanggil bu Broto, aku mendapat panggilan bu Gatot, dan seorang temanku yang lain dipanggil dengan nama bu Joko:-) Kenapa dulu kita semua saling mendapat panggilan seperti itu? Karena dulu kami bertiga masih gadis alias single, kami bertiga selalu berhayal tentang siapa nama calon suami kita di masa depan dan akhrinya jadilah kami saling mengejek satu sama lain dengan nama panggilan laki-laki Jawa seperti Broto, Joko dan Gatot hihihi..
Dulu kami suka sekali berhayal pada jam makan siang mengenai jodoh kami. Temanku yang dipanggil bu Broto ini adalah yang paling tua diantara kami bertiga. Saat itu dia berusia 28 tahun, aku 26, dan si Joko berusia 24 tahun. "Kapan ya gue married?" itulah kata-kata yang selalu aku ingat dari si Broto ini. Pasalnya dia resah mengingat usianya yang pada waktu itu sudah cukup umur untuk menikah. Tapi kami bertiga selalu saling memberi dukungan mental kepada satu sama lain, bahwa di ujung nanti kita pasti akan menikah juga.
Akhirnya kami terpisah, saat itu aku resign dari kantor dan terpaksa pergi meninggalkan mereka. Kedua temanku masih bertahan hingga sekarang. Yang pertama kali menikah adalah aku, pada usia 27 atau setahun setelah resign dari kantor ini. Kemudian disusul si Joko yang sekarang sudah memiliki satu anak. Cukup lama juga aku kehilangan kontak dengan mereka. Hingga pada suatu hari, aku mendapat undangan pernikahan via Facebook yang ternyata adalah dari si ibu broto ini yang akan menghabiskan masa lajangnya diusia 36 tahun. Aku begitu surprise sekaligus senang melihat undangan pernikahan darinya. Aku penasaran sekali bagaimana dia pada akhirnya menemukan tambatan jiwanya setelah sekian lama.
Aku terkenang-terkenang pada zaman ketika dia sering mengeluh tentang jodoh. Tapi menurutku yang hebat dari temanku ini adalah kesabaran dan ketawakalannya. Aku bisa memahami betapa sedih dan resahnya seorang perempuan yang belum menikah juga di usia 30an. Tapi temanku ini dari dulu memang rajin ibadahnya. Shalat lima waktu tidak pernah ketinggalan dan dia seorang yang sabar dan juga rendah hati.
Sayangnya aku tidak dapat menghadiri resepsi pernikahannya di Jakarta waktu itu. Tapi aku mengucapkan selamat melalui Facebook dan mengirim pesan di inboxnya mengenai kabar serta kebahagiaannya dalam menemukan jodohnya. Dia menjawab pesanku dan bercerita bahwa jodoh itu datang disaat yang tidak pernah ia sangka. Ia juga mengatakan padaku bahwa segalanya akan berjalan lancar jika memang orang yang Tuhan kirim itu adalah jodohnya. Terbukti mereka hanya melampaui masa pacaran selama enam bulan dan akhirnya menikah. Ah senangnya..itu berarti dia harus bersabar selama 36 tahun masa hidupnya sebelum akhirnya menemukan pasangannya! Dan katanya mereka bertemu karena dijodohkan oleh seorang teman lho, so sweet..:)
Temanku juga memberi wejangan bijaknya kepadaku untuk selalu sabar dan tawakal dalam menjalani kehidupan singleku. Ia yakin bahwa Allah sudah mempersiapkan seseorang untuk masing-masing umatnya dan lebih bersabar dalam menanti saat-saat mereka dipertemukan. Ini benar-benar sebuah inspirasi yang menyentuh kalbuku, bahwa kesabaran selalu berbuah manis disaat yang tepat. Makasih ya cing..atas inspirasi serta doanya, aku juga berdoa demi kebahagiaanmu temanku. Selamat menempuh hidup baru bu Broto.