Apakah dimasa kini manusia sudah tidak mampu lagi untuk meminta maaf secara tulus? Permohonan maaf yang di sebarkan di akhir bulan Ramadhan terkesan hanya sebatas formalitas semata. Mereka sudah melupakan permohonan maaf secara individu.
Dalam berinteraksi dengan teman-teman dekat kita setiap hari, secara sadar atau tidak, salah atau tidak kita mungkin pernah membuatnya tersinggung. Dari segi etika agama, seharusnya kita menyampaikan permintaan maaf secara langsung dengan setulus hati keluar dari lubuk hati yang terdalam pada Individu tersebut. Bukan mengirimkan sms atau bbm hasil copy paste untuk seluruh teman, sejawat yang tidak begitu dekat.
Etika meminta maaf itu berbeda, tidak bisa disamakan meminta maaf kepada publik yang tidak berinteraksi secara langsung dengan individu yang berinteraksi lebih dekat. Sedih tidak jika seorang sahabat yang paling dekat yang terkadang dari sikap dan perbuatannya suka menyinggung, atau bahkan menyakiti hati tapi di akhir Ramadhan hanya mengucapkan mohon maaf dan lahir batin yang tidak tulus dan terkesan hanya formalitas semata?
Yang namanya sahabat, kekasih, teman dekat atau siapapun yang terdekat dengan kita, mereka juga ingin memberi dan meminta maaf secara tulus. Tetapi kenyataannya, gengsi lebih besar dari pada ketulusan hati seseorang. Ini adalah catatan untuk diri saya sendiri, bahwa biar bagaimanapun sebagai manusia yang tahu etika, harus tetap mempertahankan prinsip kebaikan dan ketulusan dari lubuk hati yang terdalam.
Hilangkan rasa gengsi, jangan membesar-besarkan ego dan pembenaran diri sendiri tapi gunakan hati nurani.
No comments:
Post a Comment