Pagi ini air mata berkubang di pelupuk mataku. Aku menyadari bahwa aku ini adalah seorang wanita yang sangat miskin. Aku membuka lemari es di dapur tetapi aku hanya mendapati sepotong roti yang tersisa untuk sarapan putraku Darren, dan menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat aku makan pagi ini untuk sarapan.
Aku merasa sedih sekali sampai harus merasakan kepahitan seperti ini, dimana aku benar-benar tidak berdaya sama sekali. Sudah tiga bulan lebih aku tidak punya pemasukan apapun, tidak ada pendapatan, atau uang yang tersisa. Aku bingung dan resah memutar otak untuk mencari jalan keluar. Aku sadar bahwa aku sungguh-sungguh tidak memiliki apapun selain badanku dan anakku. Aku berusaha menelaah kembali kehidupan seperti apa yang pernah aku alami. Dosa besar apa yang pernah aku lakukan yang sekiranya menjadi halangan bagi kesuksesanku?
Tapi inilah aku..Aku menerima siapa diriku dengan semua keadaanku. Aku merasa bahwa tidak ada seorang pun yang mampu menolong, memahami dan mengerti aku selain diriku dan Allah Tuhanku. Aku selalu rindu padaNya untuk selalu ingin dapat lebih dekat lagi denganNya agar aku senantiasa tenang dan damai. Aku hanya bergantung padaNya saja, dan pasrah pada semua kehendakNya.
Aku sedang dan akan selalu belajar untuk mengatasi semua emosi dan pikiran-pikiranku. Aku harus kembali fokus pada diriku sendiri dan bukan pada kesalahan orang lain. Selama ini aku menyimpan rasa marahku pada orang-orang yang pernah menyakiti aku. Dan itu menjadikan diriku sebagai seorang yang sangat sensitif dan defensif. Rasa percaya diriku sangat kecil, dan aku tidak mau orang lain menyakiti aku lagi. Sekarang aku berusaha belajar untuk memaafkan..meskipun aku masih tidak tahu bagaimana cara memaafkan mereka.
Belajar mengurai benang kusut ini dengan menerima diriku dengan ikhlas dan ridho. This is me..this is who I am, and I love myself and accept myself with the best traits and all the flaws i had. Belajar memaafkan..Ini adalah hal yang sulit tapi akan kucoba dengan cara yang paling sederhana dengan hanya memaafkan. Belajar untuk tidak mengambil hati apa yang orang lain katakan atau bagaimana cara mereka mengatakan apapun mengenai diriku. Jika memang mereka menghina, menyepelekan aku dan lain sebagainya, bagiku itu urusan mereka sendiri. Allah maha melihat apa yang dilakukan seseorang, sadar atau tidak mereka menyakiti hati seseorang. Yang terpenting bagiku adalah, aku tidak mau menjadi orang seperti itu. Aku akan berusaha selalu menjaga mulutku, dan tindak tandukku supaya tidak menyakiti hati orang lain.
Belajar untuk bergantung pada Allah dan sepenuh hati percaya pada pertolonganNya semata. Belajar memberi..meskipun tidak punya uang untuk aku amalkan kepada orang lain yang membutuhkan, InsyaAllah aku akan memberi seluruh hati, kasih sayang, pikiran, dan dukungan untuk orang lain yang juga sama menderitanya seperti aku. Belajar untuk hidup sendiri, membesarkan anak sendiri.
Meskipun aku dan Allah Maha tahu bahwa aku tidak sanggup hidup sendiri di dunia ini tanpa seorang pasangan, tapi aku berusaha menjalaninya dengan sabar, semoga aku dapat terus bertahan dengan segala rasa sepi, dan gelapnya kehidupan sendiri. Berharap Allah mengasihani aku dan membisikkan ke dalam hati seseorang untuk mau mengasihi aku seperti Dia mengasihi aku, menyayangi aku dan putraku seperti Dia mengasihi kami berdua, melindungi dan memberi nafkah seperti Dia yang selalu menjadi The Provider for every human Amin.
Meskipun aku dan Allah Maha tahu bahwa aku tidak sanggup hidup sendiri di dunia ini tanpa seorang pasangan, tapi aku berusaha menjalaninya dengan sabar, semoga aku dapat terus bertahan dengan segala rasa sepi, dan gelapnya kehidupan sendiri. Berharap Allah mengasihani aku dan membisikkan ke dalam hati seseorang untuk mau mengasihi aku seperti Dia mengasihi aku, menyayangi aku dan putraku seperti Dia mengasihi kami berdua, melindungi dan memberi nafkah seperti Dia yang selalu menjadi The Provider for every human Amin.
Hikmah yang aku dapat dari kesulitan ini adalah, Allah sedang membuka mata hatiku..Melihat bahwa kita diberi kekurangan harta agar kita bisa melihat sisi lain yang lebih mulia, yakni keimanan manusia padaNya. Jika aku diberi kekuasaan berupa harta, mungkin aku akan lupa padaNya. Sangatlah sulit bagi seorang manusia yang sudah diberi nikmat yang berlimpah untuk totally kembali kepada Allah. Dan Allah maha tahu mengenai siapa aku. Mungkin aku orang yang arogan by nature, sehingga Allah memberi aku kehidupan seperti ini untuk membuatku tunduk menjadi seorang wanita yang bersahaja.
Menundukkan semua ego dan semua keinginan-keinginanku akan kenikmatan duniawi semata, seperti ingin kaya, cantik physically, pandai, terhormat, disukai banyak orang, dan sebagainya. Yang menurutNya aku harus menerima diriku sendiri sesuai dengan kenyataan yang ada dan hidup menjadi diriku sendiri saja. Bukan persetujuan orang lain yang aku harapkan, melainkah hanya ridhoNya semata yang paling penting.
Baiklah, kini aku telah mendapatkan jawaban mengapa aku harus menjalani kehidupan seperti ini, harus menahan lapar di pagi hari, dan berusaha untuk lebih kreatif lagi dalam menjalani hari demi hari. Maksudku lebih kreatif adalah, bagaimana cara aku melakukan sesuatu untuk membuat diri sendiri bahagia di tengah kehidupan yang serba terbatas, tanpa uang. Apa yang harus aku lakukan sebagai seorang ibu, supaya anakku juga tidak ikut stress dengan keadaan seperti ini? Biarkan aku mencari jawabannya segera.
Ya Allah..alhamdulillah Engkau telah memberi secercah pencerahan kepada hambamu ini. Engkau memang Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang, Engkaulah Maha Pelipur laraku..Aku mencintaiMu Ya Allah Tuhanku yang Maha Mulia. Engkaulah cahaya suci penerang jalanku. Subhanallah..
Terima kasih Tuhan.
No comments:
Post a Comment