Aku adalah orang yang tidak suka memiliki hutang, walaupun saat ini sebuah credit card dapat memudahkan banyak hal di dalam hidup kita. Tapi prinsip yang sesungguhnya dari credit card itu adalah hutang, iya kan? Meskipun jika aku memiliki pendapatan bulanan pun, aku akan berpikir dua kali untuk memilikinya. Bagiku hutang itu adalah sebuah beban.
Aku lebih memilih untuk memegang uang tunai saja, karena menurut ku membayar dengan tunai akan jauh lebih membantu kita untuk disiplin dalam mengelola keuangan kita. Aku memilih mengatur keuangan ku dengan sistem akuntansi sederhana model jaman dulu, alias model nenek-nenek hihihi.. Sistem pengaturan keuangan model nenek-nenek yang kumaksud adalah pembukuan sederhana sistem jaman dulu. Kadang-kadang aku juga masih menggunakan sistem kantung. Sistem kantung itu sebenarnya adalah membuat kantung pengeluaran-pengeluaran kebutuhan primer, seperti belanja bulanan, bills, dan lain sebagainya. Kantung tersebut di buat dengan cara menggunting kalender untuk dibuat seperti amplop yang masing-masing diberi nama sesuai daftar pengeluaran apa saja yang akan di bagi-bagi.
Tapi dengan sistem seperti ini juga memiliki sebuah resiko dimana uang yang sudah kita simpan, dapat di ambil oleh orang lain dengan mudah, karena disimpan di dalam laci. Jadi pada akhirnya aku menggunakan pembukuan sederhana, dan memilih mengambil uang tunai dari ATM sesuai kebutuhan saja. Cara seperti ini lebih jujur karena kita dapat mengatur keuangan kita sesuai dengan kemampuan kita yang sesungguhnya. Bagiku lebih baik membelanjakan uang sesuai dengan kemampuan saja, jika tidak punya ya lebih baik lupakan saja! Aku selalu mampu mengontrol semua pengeluaranku dengan cara mendahulukan kebutuhan utama lebih dulu, baru kebutuhan yang lainnya.
Menurutku credit card itu hanya menjebak kita untuk bersikap lebih konsumtif. Tapi memang aku dapat mengakui bahwa benda ini akan lebih memudahkan kita dalam hal-hal penting yang lainnya, seperti membayar rumah sakit yang sifatnya darurat. Kita boleh saja memiliki satu benda ini, tapi hanya untuk berjaga-jaga saja. Tapi umumnya manusia terkadang selalu lupa, dan memiliki kecenderungan untuk tamak dan konsumtif. Jadi mereka dapat saja gesek sana dan sini untuk belanja dan sebagainya dengan mudahnya. Pada akhirnya mereka juga yang bingung dalam hal melunasi hutang-hutangnya, disebabkan oleh tagihan yang membengkak atau malah over limit! waw..! Dan setahuku, orang bukan hanya memiliki satu kartu kredit saja loh, ada yang bisa sampai memiliki 12 kartu! duh..duh..duh..Pantas saja di Amerika banyak kredit macet yang disebabkan oleh kasus kartu kredit yang tidak terbayar.
Untukku uang tunai saja sudah cukup, hidup simple itu lebih nyaman Kita tidak perlu bingung memikirkan hutang piutang yang pada akhirnya hanya membuat kita menjadi budak dari kartu kredit. Menurut ku kita ini bekerja untuk hidup, bukan untuk membayar tagihan hutang kita saja. Kalau pun kartu kredit ini memang harus kita miliki untuk keperluan darurat, boleh saja memiliki satu di dalam dompet kita. Tapi dengan komitmen untuk tidak tergoda menggunakannya.
No comments:
Post a Comment