Friday, March 8, 2013
Belajar Membuat Lampion
Wednesday, March 6, 2013
At Any Moment, You Can Choose Peace
You can choose inner peace, you can choose peace between friends, you
can choose peace between enemies, and you can choose peace on the planet
Tuesday, March 5, 2013
Cottonball Painting
Paling demen deh sama yang namanya art. Apalagi kid's art seperti ini..looks fun! This link I shared for my personal file to look up. St. Patrick's Day Art
Toddler Discipline Without Shame
Sekali lagi saya menemukan artikel bagus untuk mendisiplinkan balita..Thank you for the tips. No Bad Kids-Toddler Discipline Without Shame
Note: Pegangan untuk yang akan memiliki balita lagi hehehe..
Note: Pegangan untuk yang akan memiliki balita lagi hehehe..
Like Mother Like Daughter..:)
Sketching Lessons for Kids - Freely Educate
I lovee skecthing! Yah maklum dari kecil saya memang berbakat menggambar dan kreatif. Ini ada link bagus untuk mengajari anak cara membuat sketsa step by step. I like this..:) Sketching Lessons for Kids - Freely Educate
Basmallah In French..
Au nom d'Allah, le Tout Miséricordieux, le Très Miséricordieux
Monday, March 4, 2013
ME inikah cinta
Masih suka sama lagu jadul ini..;)
Forgiveness Is A Virtue
Remember to forgive others, remember to forgive yourself. Learn and forgive
Batik Cirebonan
Teman saya menitipkan batik-batik cirebonan untuk saya pasarkan diblog saya. lumayan murah dibanding harus membeli di showroom batik. Harga batik yang tertera belum termasuk ongkos kirim. Untuk teman-teman diluar wilayah Indonesia, yang tertarik untuk memesan batik dibawah ini, harga ini belum termasuk shipping. Check it out ya.. I love Indonesian Batik!
Batik tulis Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L1
Batik Megamendung Rp. 350.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L2
Batik tulis Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L3
Batik Megamendung Rp. 350.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L4
Batik tulis Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L5
Batik tulis merah Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode L6
Batik tulis Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode: L7
Batik tulis Rp. 500.000 (Length: 2,5m. Widht: 1,15m) Kode L8.
- The price tag doesn't include the shipping.
For further information about shipping, please contact my email mitha_satyani@yahoo.com
Berilah Pertolongan..atau Doakanlah!
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta perlindugan kepadamu dengan nama Allah, lindungilah dia; barangsiapa meminta sesuatu kepadamu dengan nama Allah, berilah dia; barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." [Riwayat Baihaqi]
Yuk Bertandang Kerumahku:)
Sabtu lalu saya mengundang beberapa
orang teman bertandang ke rumah. Saya sengaja menyuguhkan mereka dengan
hidangan yang simple, terjangkau, tapi segar, dan enak. Kwetiau basah
kuah. Hmm..sangat enak disajikan panas-panas. Ditemani beberapa macam kue jajanan pasar jadilah acara kumpul-kumpul yang sederhana.
Bahan-bahan:
- 100 gr tetelan sapi, cuci, potong dadu.
- 200 gr Baby pokcoy, rebus setengah matang, sisihkan.
- 250 gr kwetiau basah, rendam dgn air hangat, sisihkan.
- 2 butir pekak
- 5cm kayu manis
- garam dan merica secukupnya.
Bumbu Halus:
- 2 siung bawang merah
- 1 siung bawang putih
- lengkuas
Cara membuat:
- Rebus tetelan dengan 1 liter air, masukkan bumbu halus, pekak, kayu manis, garam dan merica. Masak hingga tetelan matang.
- Masukkan kwetiau basah ke dalam mangkuk saji, tambahkan baby pokcoy rebus, kemudian siram dengan kuah tetelan. Tambahkan cuka dan sambal bila suka. Segarr..coba deh..:)
Note: Memuliakan tamu adalah perbuatan terpuji lho..
Sunday, March 3, 2013
BERMEGAH-MEGAHAN
“Bermegah-megahan telah melalaikanmu.”
"Sampai kamu masuk ke dalam kubur."
"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),"
"Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
"Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,"
"Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,"
"dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin,"
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."
[Al Qur'an Surat At Takaatsur Ayat ke 1-8]
Simplest People Are The Richest
Ternyata orang-orang kecillah yang paling suka memberi. Orang-orang sederhana mengajarkan kita untuk berbagi, dengan pendapatan yang minim mereka tidak ragu-ragu untuk memberi dan memikirkan orang lain disekitarnya. Mereka juga yang lebih memuliakan tamunya meski dengan mempersembahkan makanan sederhana. Mereka mengajarkanku kehangatan yang tulus, dengan ukiran senyum, doa, serta dukungan-dukungan moral yang menguatkanku. Inilah yang dinamakan kekayaan hati.
Jangan pernah merasa bangga pada apa yang saat ini kau miliki, karena itu semua hanya titipan Allah SWT. Mungkin suatu saat Ia akan mengambil semuanya kembali. - My Words.
Saturday, March 2, 2013
You Are Deeply Loved.
Thursday, February 28, 2013
My Little Business Man..
Terus terang saya sedang dilanda kebingungan nih Bloggers. Sebagai orang tua seharusnya saya bangga terhadap perkembangan pertumbuhan anak laki-laki saya Darren. Tapi disisi lain saya sebagai orang tua juga berperan sebagai role model atau contoh bagi dia.
Jadi begini dilema saya teman, suatu hari anak saya pulang dari mengaji di mesjid dekat rumah kami. Tiba-tiba dia menunjukkan kepada saya uang senilai Rp. 1.500,- yang ada ditangannya sambil berkata, "Mah lihat ini, tadi aku jualan kue." Bukan main saya terkejut dengan apa yang dikatakannya, bagaimana tidak? Dia menjual snack yang saya belikan kepada teman-teman di lingkungan pengajiannya!
Seharusnya dia tidak menjual kue-kue itu kepada temannya melainkan dibagikan dengan ikhals kepada mereka. Maklum saja, pada saat itu saya tidak ada di sana untuk bisa mengawasi dia belajar mengaji dan saya tidak tahu apa yang dikerjakannya saat itu. Tapi dia jujur dan berani mengungkapkan kepada saya apa yang dia kerjakan dan lakukan. Setidaknya bagi saya dia tidak mencuri. Tetapi..jujur saja, jika saya tidak lekas memberi contoh yang baik, dia akan besar dengan cara yang salah.
Saya ingin sekali anak saya itu tumbuh menjadi seorang laki-laki yang dermawan, yang suka memberi dan ikhlas. Saya ingin dia tahu atau setidaknya mengerti perbedaan antara bisnis dengan menderma. Tapi saya sedang memutar otak, bagaimana cara menjelaskan padanya? Saya ingin dia memahami prinsip ketulusan dalam hal berbagi. Tetapi saya juga ingin anak saya mulai belajar berdikari. Memang saya tahu untuk anak seusia Darren itu belum waktunya diperkenalkan soal bisnis, tapi yang saya ingin ajarkan sejak dini adalah cara dia mengatur dan bagaimana dia bisa mendapatkan uang dengan cara yang benar.
Karena awal dari permasalahan ini sebenarnya adalah karena "jajan" Bloggers. Memang disekolahnya anak-anak diharuskan membawa lunchbox kesekolah dengan maksud agar anak-anak tidak dibiasakan untuk jajan diluar. Kita sebagai orang dewasa sudah tahulah dampak negatifnya, ya seperti ini. Nah..tapi, sebagaimanapun saya sudah mengantisipasinya, anak saya tetap terpengaruh teman-temannya untuk jajan. Tiap kali dia melihat teman-temannya jajan, dia juga ikut-ikutan meminta uang kepada saya agar dia bisa membeli jajanan yang ada disana meskipun jajanan yang dia inginkan hanya berupa mainan. Mungkin karena sikap saya yang terkadang suka tidak tegaan, pada akhirnya saya luluh. Ya saya tahu, saya jugalah yang salah Bloggers, karena tidak bisa tegas terhadap anak. Dan akhirnya disinilah awal dari permasalahan itu.
Karena saya concern dengan hal ini, maka suatu hari saya menerangkan kepadanya bahwa untuk memperoleh uang itu tidaklah mudah, bahwa dia harus bekerja keras terlebih dahulu untuk mendapatkan imbalan berupa uang serta memberi contoh-contoh apa saja yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan uang yang salah satunya adalah berdagang. Singkatnya, maksud saya berkata seperti itu padanya agar membuat dia tidak lagi seenaknya meminta uang jajan pada saya. Eh justru malah dia putar otak untuk menjual apa saja yang dia miliki ke teman-temannya. Untung yang dia jual itu snack-snack yang saya sediakan untuknya dirumah. Coba kalau barang-barang seperti mainannya? Waduuh..kacau deh! huff..
Tadinya saya berpikir, bagaimana cara mengajari dia berdagang kecil-kecilan. Saya sudah membuat konsep untuk memodali dia dengan cara membuatkan dia paket-paket kecil makanan ringan yang kira-kira disukai teman-temannya dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau oleh mereka. Tapi tiba-tiba saya ingat, jika saya mengajari anak saya berbisnis, bagaimana saya bisa mengajarkan dia untuk sharing? Untuk ikhlas memberi? Padahal menderma itu lebih penting lagi! Duh pusing..Kalau dia besar dengan prinsip bisnis, saya khawatir dia tumbuh menjadi seorang yang kikir. Apa-apa yang dilakukan harus dengan imbalan. Itu kan konsep yang tidak benar. Bagaimana nanti dengan nuraninya? Keharusan kita untuk berbagi dia tidak kenal. Duh jangan sampai deh seperti itu.
Andaikan saya bisa sharing permasalahan ini dengan seorang partner hidup, mungkin saya akan mendapatkan masukan-masukan dan bantuan dalam mengatasi dilema ini. Rasanya mumet jika harus memikirkan masalah parenting seperti ini sendirian. Saya tahu saya bisa..tapi dibutuhkan ekstra kerja keras dan berpikir dua kali lipat untuk sebuah permasalahan yang menyangkut masa depan anak.
Yah semoga saja, Allah memberi saya hidayah yang tak pernah terputus untuk mengatasi berbagai macam keadaan dan persoalan. Mungkin esok saya akan memberi pengertian padanya, bahwa ada saatnya dia harus mencari uang, tapi untuk sekarang dia belum perlu melakukan itu. Dan saya harus mensupport dia dengan cara lain. Sulit untuk mendisiplinkan anak supaya tidak jajan, tapi saya yakin lunchbox akan mengurangi keinginan dia untuk mengkonsumsi makanan diluar. Saya harus commited dalam mendisiplinkan Darren, saya harus bisa dan saya yakin bisa! Bismillah..
Every Little Thing Is A Miracle
Miracles do not come with bright lights and fancy stages. Those belong
in a magic show. If you want a miracle, you can see it everywhere - in
dew drops, in waves, and of course in yourself.
"If you want to see the brave, look at those who can forgive." -Bhagavad-Gita
Subscribe to:
Posts (Atom)