Menurut hadist Rasul, shalat mencegah kita dari perbuatan keji itu terbukti, benar. Tapi pernahkah kita sadari bahwa sesungguhnya shalat itu adalah untuk melatih kita menghadapi kematian? Ketika shalat kita diharuskan untuk khusyuk fokus menghadap Allah SWT. Kadang ketika shalat bolehlah kita jujur, bahwa pikiran kita selalu melayang ke hal-hal duniawi dan lupa bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah.
Padahal ketika suatu hari nanti sakaratul maut memanggil kita, kepada siapa kita kembali? Kepada Allah. Dan manusia kebanyakan sulit untuk melepaskan keterikatannya pada dunia. Bagi orang-orang yang pernah melihat proses seseorang melewati sakaratul maut, kita pasti sering mendengar, cerita-cerita tentang orang-orang yang meninggal dalam keadaan yang kesakitan, dan ada yang meninggal dengan mudahnya. Kenapa? Karena bisa jadi, seseorang itu mungkin masih terikat pada keduniawian dan belum siap menghadapi ajal. Tapi bila seseorang itu khusyuk, dia telah melatih dirinya untuk senantiasa ingat dan fokus pada pertemuannya dengan Allah pada setiap kesempatan dalam hidupnya, insyaAllah ketika menghadapi sakaratul maut dia ikhlas dan senantiasa fokus pada kepulangannya menghadap Allah.
Yang perlu kita sadari adalah, bagaimana belajar untuk khusyuk ketika shalat lima waktu. Bagaimana cara kita melupakan sejenak urusan duniawi dan betul-betul fokus pada percakapan kita dengan Allah SWT. Saya pribadi lebih menyukai keheningan dan kegelapan ketika shalat. Tidak ada bunyi apapun yang sekiranya bisa merusak konsentrasi beribadah. Ruang yang sempit pun bisa membantu kita untuk fokus pada shalat kita. Saya jadi teringat cara seorang kristiani beribadah. Mereka memiliki sudut atau sebuah altar yang hanya diterangi lilin dan meja untuk berdoa. Shalatpun juga seperti itu hanya saja perbedaannya adalah kita menghadap arah kiblat dan tidak mengenakan altar ataupun lilin dan hanya sujud diatas sajadah.
Memiliki sudut khusus dirumah atau membuat sebuah mini mushola di dalam rumah adalah ide yang bagus. Disitu adalah tempat yang ternyaman untuk kita 'bertapa' dengan Allah. Semua itu kita kembalikan pada setiap individu bagaimana cara mereka dalam beribadah. Semoga dengan selalu mengingat Allah, kita akan kembali kepada-Nya dengan khusnul khotimah. Aamiin Ya Robbal aalaamin.
No comments:
Post a Comment