Kali ini aku akan membahas tentang 'mertua' Bloggers. Karena ini berdasarkan cerita kehidupan kita sehari-hari yang aku dengar dari teman-temanku yang menikah. Berhubung aku ini adalah tempat curhat teman-teman disekitarku, jadi aku rasa ini adalah sebuah bahan pembelajaran yang baik bagiku.
Membicarakan soal mertua itu memang tidak akan pernah ada habisnya ya..banyak contoh di luar sana menantu yang tidak cocok dengan ibu dari suami/istri mereka. Bukan apa-apa masalahnya yang namanya mertua itu, biasanya kebanyakan egois. Masih menganggap anak mereka itu adalah anak kecil yang harus diatur-atur dan terkadang suka over jealous terhadap menantunya, khususnya menantu wanita. Terutama ibu mertua, yang namanya seorang ibu terkadang mereka suka sinis dan menyebalkan dimata menantunya. Ya cara dia berbicara yang terlalu frontal dengan kritikan-kritikan, egois, sampai ikut campur dalam kehidupan rumah tangga sang anak.
Sikap yang seperti itu selalu menjadi sumber konflik dalam sebuah rumah tangga. Lalu bagaimana ya cara yang lebih baik supaya kita bisa berdamai dengan mertua kita?
-Menurutku sih cara yang terbaik itu adalah sikap saling memahami, respek dan hormat menghormati antara mertua dan menantu. Sebagai seorang menantu, ya sebaiknya dari awal pacaran kita berusaha menghormati orang tua pasangan kita dan menganggap bahwa mereka itu adalah orang tua kita juga.
-Cara paling simpati adalah dengan berbuat baik, dan benar-benar tulus terhadap mereka, khususnya terhadap ibu mertua. Cobalah berusaha memahami dan mencari tahu kira-kira apa yang membuatnya puas dan senang, apa yang dikehendaki oleh ibu mertua dari kita sebagai istri dari anaknya.
-Menurutku sih cara yang terbaik itu adalah sikap saling memahami, respek dan hormat menghormati antara mertua dan menantu. Sebagai seorang menantu, ya sebaiknya dari awal pacaran kita berusaha menghormati orang tua pasangan kita dan menganggap bahwa mereka itu adalah orang tua kita juga.
-Cara paling simpati adalah dengan berbuat baik, dan benar-benar tulus terhadap mereka, khususnya terhadap ibu mertua. Cobalah berusaha memahami dan mencari tahu kira-kira apa yang membuatnya puas dan senang, apa yang dikehendaki oleh ibu mertua dari kita sebagai istri dari anaknya.
-Jadilah simpatik dimata mereka dan jangan berlebihan karena mereka bukan anak kecil yang tidak tahu artinya ketulusan.
-Jika sudah menikah, jaga komunikasi yang baik dengan mertua. Jangan sampai terlihat cuek, tidak pedulian, atau egois. Mentang-mentang kita sudah memiliki keluarga sendiri, bukan berarti kita seratus persen tidak lagi mau berurusan dengan mertua. Misalkan, bila sang suami masih menyisihkan pendapatannya untuk kedua orang tuanya, ya sebagai istri kita harus mendukung sikapnya. Yang penting komunikasikan bagaimana cara dia agar adil terhadap kebutuhan rumah tangganya dan kewajiban dia sebagai seorang anak. Jadi sebagai istri ya sebaiknya tidak boleh bersikap egois juga mau menguasai keuangan suami seratus persen tanpa mempertimbangkan hal ini. Kan ada ya istri yang kurang ridha jika suaminya menyisihkan sebagian uangnya untuk kedua orang tuanya dan pada akhirnya jadi menimbulkan pertikaian. Jangan dong..biar bagaimanapun seorang anak itu wajib menyantuni orang tuanya, jadi hargai kebaikan hati suami kita itu.
-Jika sudah menikah, jaga komunikasi yang baik dengan mertua. Jangan sampai terlihat cuek, tidak pedulian, atau egois. Mentang-mentang kita sudah memiliki keluarga sendiri, bukan berarti kita seratus persen tidak lagi mau berurusan dengan mertua. Misalkan, bila sang suami masih menyisihkan pendapatannya untuk kedua orang tuanya, ya sebagai istri kita harus mendukung sikapnya. Yang penting komunikasikan bagaimana cara dia agar adil terhadap kebutuhan rumah tangganya dan kewajiban dia sebagai seorang anak. Jadi sebagai istri ya sebaiknya tidak boleh bersikap egois juga mau menguasai keuangan suami seratus persen tanpa mempertimbangkan hal ini. Kan ada ya istri yang kurang ridha jika suaminya menyisihkan sebagian uangnya untuk kedua orang tuanya dan pada akhirnya jadi menimbulkan pertikaian. Jangan dong..biar bagaimanapun seorang anak itu wajib menyantuni orang tuanya, jadi hargai kebaikan hati suami kita itu.
- Sebagai seorang suami pun, ya harus ingat juga sih seberapapun kasih dia terhadap ibunya, tapi rumah tangganya juga lebih penting dari apapun. Jadi harusnya ya sewajarnya sajalah dan bersikaplah bijak sebagai penghubung antara orang tua dan istri. Suami juga sebaiknya memikirkan perasaan istri juga. Jika ibunya sudah mulai cerewet terhadap istri sebelumnya suami harus mengingatkan istri untuk bersabar dan mengajari cara yang paling simpatik untuk mengambil hati ibunya. Jangan berpihak pada salah satunya atau berat sebelah, tidak benar itu. Bijaksanalah wahai para suami. Sama juga dengan suami terhadap mertua istri, bersabarlah, berbesar hatilah, sayangilah mereka seperti mereka itu juga orang tua kita.
Nah ini pelajaran untukku juga nantinya sebagai calon mertua Bloggers. Berhubung aku punya seorang anak laki-laki, mulai sekarang aku harus mengingatkan diriku untuk menjadi seorang ibu yang baik untuk menantuku juga kelak. Jika dilihat dari kacamata seorang mertua, misalkan aku ini adalah calon mertua dari pacar anakku, aku akan melihat karakter si wanita pujaan hati anakku ini. Apakah dia adalah seorang gadis yang baik tingkah lakunya, cantik, bersih dan terawat, berbudi luhur, bisa masak, bisa menjadi calon pengurus rumah tangga yang baik atau tidak, dan yang paling penting sekali adalah apakah dia ini sayang padaku dengan tulus atau tidak?;) Nah itu yang dilihat dari seorang mertua.
Makanya jika masih pacaran itu, sebaiknya jadilah diri sendiri saja dihadapan camer, jangan fake karena mereka bisa lihat sikap kita itu tulus atau hanya topeng belaka. Makanya biasanya kalo ibu mertua tidak suka dengan kita dari awal, sikapnya pasti akan sinis dan dijamin kehidupan kita kelak akan seperti neraka berdampingan dengan mertua yang tidak suka pada kita.
- Pelajaran lain kita sebagai orang tua, ya sebaiknya jadilah orangtua yang bijaksana terhadap menantu, dengan cara mendukung hal-hal baik yang dia lakukan untuk anak kita. Sayangi dia juga sama seperti rasa sayang kita terhadap anak sendiri, karena biar bagaimanapun anak kita mencintai dia dan telah memilih dia sebagai pendamping hidup, otomatis menantu adalah anak kita juga.
- Jaga perasaan menantu, jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita dapat menyakiti perasaannya, dia itu bukan anak kandung kita lho..Jadi meskipun dia juga anak, tapi tidak sama dengan anak kandung yang ikatan darahnya kuat, yang cinta kasihnya ke kita adalah unconditional. Beda dengan menantu kita. Hormati kehidupan rumah tangga anak kita, jangan campuri kehidupan mereka atau sok mengatur kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Karena anak itu sudah dewasa dan sudah mampu membuat serta mengatur kehidupannya sendiri, jadi hargailah. Sebagai orang tua peran kita hanya sebagai penasihat bukan diktator lagi seperti dulu ketika dia masih kecil.
- Jadi tetap dukung anak kita dari belakang, tapi soal keputusan itu biarlah mereka yang menjalani.
- Jaga perasaan menantu, jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita dapat menyakiti perasaannya, dia itu bukan anak kandung kita lho..Jadi meskipun dia juga anak, tapi tidak sama dengan anak kandung yang ikatan darahnya kuat, yang cinta kasihnya ke kita adalah unconditional. Beda dengan menantu kita. Hormati kehidupan rumah tangga anak kita, jangan campuri kehidupan mereka atau sok mengatur kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Karena anak itu sudah dewasa dan sudah mampu membuat serta mengatur kehidupannya sendiri, jadi hargailah. Sebagai orang tua peran kita hanya sebagai penasihat bukan diktator lagi seperti dulu ketika dia masih kecil.
- Jadi tetap dukung anak kita dari belakang, tapi soal keputusan itu biarlah mereka yang menjalani.
Aku sendiri selama 4 tahun pernikahan, alhamdulillah belum pernah berurusan dengan yang namanya ibu mertua. Karena beliau itu tinggal jauh di luar sana. Jadi yang namanya komunikasi dengan beliau paling hanya bisa lewat telepon dan itu pun, hanya kenal kulit luarnya saja. Aku tidak tahu pasti apakah dia benar-benar sayang padaku seperti anaknya sendiri atau dibelakang dia sibuk mencerca aku sebagai menantu, padahal anaknya yang memang tidak baik terhadapku hehehe..Tapi seperti yang kutahu, ibu mertuaku dulu baik terhadapku. Dan aku juga menghormati dia seperti ibuku sendiri. Seperti yang pernah aku contohkan mengenai bagaimana seorang suami menyisihkan pendapatannya untuk orang tuanya, aku contoh terdekat itu, bahwa aku ikhlas dan tidak pernah keberatan bila suamiku harus berbagi jatah dengan ibu mertua soal keuangan. Dan aku juga terpaksa mengalah ketika suamiku menempatkan aku diurutan kedua daftar asuransinya setelah ibunya :) Yah..begitulah seorang istri harus rela dinomorduakan setelah ibunya yang penting bukan setelah WILnya lho.
Meskipun pada akhirnya kebaikanku tak dianggap oleh suamiku itu, aku ikhlas..Karena aku pikir, ibu itu adalah orangtua yang harus dihormati. Dan aku menghargai keputusan suamiku itu dulu. Lagi-lagi Tuhan itu Maha Adil, aku diperlihatkan kembali masalah rumah tangga orang lain sebagai pelajaran terbaik untukku supaya aku dapat mengambil hikmah dari permasalahan orang lain. Alhamdulillah..
Jika aku nanti menjadi seorang menantu lagi, insyaAllah aku menjadi menantu yang baik, dan smoga saja Allah berbaik hati padaku mempertemukan aku dengan mertua yang baik pula. Amiin..Tapi aku yakin jika kita mencintai mereka dan menghormati mereka seperti mencintai dan menghormati ayah dan ibu kita sendiri, pasti mereka juga sayang dan menghargai kita seperti anak mereka sendiri.
Ayo dong mertua dan menantu harus saling sayang menyayangi bukan sakit menyakiti. Bisa kok..Asal ingat yaa jangan EGOIS.
No comments:
Post a Comment