Sekali lagi saya ingin membahas tentang sombong. Ini kasus yang saya temui siang ini ketika saya berada di sebuah angkutan umum dalam perjalanan menuju Pasar Baru, Bandung ketika ada seorang pengamen jalanan bernyanyi sambil memberi isyarat kepada penumpang untuk memberinya uang. Kesannya kok memaksa ya seperti preman, bukankah jika ia menyanyi dijalan itu ya terserah siapa yang mau memberi dan tidakkan? Orang ini sudah tidak menarik simpatik penumpang yang ada di dalamnya.
Oke meskipun seperti itu saya tetap berusaha menghargai usahanya yang sudah bernyanyi dan panas-panasan dijalan demi uang receh yang saya pikir dia akan menghargai berapapun nilai uang yang diberikan oleh penumpang yang simpati padanya. Tapi ternyata diluar dugaan, ketika saya memberi dia uang seratus Rupiah saja, tiba-tiba muka si pengamen berubah masam karena tidak ada penumpang lain yang memberinya uang selain saya yang hanya memberi dia sebanyak itu. Tiba-tiba begitu dia turun, ia buang uang seratus rupiah pemberian saya tadi.
Terus terang saya kecewa sekaligus kesal dengan pengamen sombong itu, meskipun uang seratus rupiah itu tidak bernilai sekalipun tapi itu adalah rezeki dia! Aku tidak yakin apa dia dengan mudah mencari uang seribu rupiah dari satu angkot ke angkot lain. Dan apa orang mau memberi uang seribu untuk orang yang hanya menjual suara di jalan? Apalagi dengan cara memaksa seperti preman. Tidak ada seorang pun yang simpatik apalagi dengan membuang uang seratus pemberian orang lain yang masih syukur menghargai dia.
Sungguh terlalu dan juga kasihan, bagaimana itu ya hidup dia kedepannya jika uang seratus rupiah saja tidak bisa ia hargai? Nah ini pelajaran buat aku juga. Bahwa seberapapun uang atau rezeki yang kita miliki, kita harus ingat siapa yang memberi itu semua. Bukan orangnya, tapi Allah yang memberi rezeki itu melalui tangan orang lain. Dan dosa jika rezeki itu disia siakan. Pelajaran ke dua adalah untuk menjadi kaya itu bukan dengan cara meminta, tapi dengan usaha dan tirakad. Memangnya dia mau berharap dapat uang berapa sih dalam sehari dengan menyanyi dijalan? Sejuta? Wah enak sekali ya..hanya gonjrang gonjreng dijalan bermodal gitar bisa dapat segitu? Ya mungkin juga sih bisa dapat segitu, tapi jarang lah orang yang mau memberi seribu rupiah untuk mendengar lagu yang cuma semenit atau dua menit saja.
Biarpun seorang hanya memberi seratus rupiah, tapi kalo banyak yang ngasih bisa saja dia membeli makan sehari. Tindakan seperti pengamen itu buatku benar-benar keterlaluan dan menyedihkan. Tapi saat itu saya berpikir ya sudahlah..yang penting bagiku adalah niatku baik itu saja. Mau uangku bermanfaat buat dia atau tidak, ya itu terserah dia tapi Allah Maha Mengetahui. Ini catatan penting bagi saya, "Tidak
penting apa yang orang lain lakukan terhadap Anda, tapi jadilah seorang
yang baik setiap detik, menit, hari dan tahunnya".
No comments:
Post a Comment