Orang bijak adalah orang yang mau mendengar nasihat baik dari orang lain terlepas apakah nasihat itu menyakitkan baginya atau tidak. Karena pada dasarnya hanya orang yang peduli yang mau mengingatkan sahabatnya menuju kebaikan. Nasihat baik adalah bukti kasih sayang seseorang terhadap sesamanya agar mereka tidak harus melalui jalan yang berliku dan sakit dengan mempelajari pengalaman orang lain.
Orang yang menasihati itu biasanya adalah guru yang memiliki banyak pengalaman hidup yang berharga yang bisa dia beri sebagai contoh bagi sesamanya. Orang yang bijak itu apabila dinasihati dia akan bersyukur dan sangat menghargai masukan-masukan dari seseorang dan yang jelas memikirkan apa yang dikatakan oleh si penasihat.
Intinya adalah..tidak ada kata-kata yang jujur dan baik yang akan membawa kita pada kerugian. Karena orang yang bijaksana adalah orang yang mau membagi ilmu dan pengalamannya gratis atas dasar kasih sayang. Sayangnya, banyak orang yang terlalu sombong dan gengsi menerima masukan-masukan baik dari orang lain. Tapi yang kuketahui adalah, bahwa memang yang namanya manusia itu belajar dari kehidupannya sendiri, entah itu harus dengan jalan yang berliku jatuh kedalam kubangan dan sebagainya. Tapi orang pintar dan bijak itu menjalani hidupnya lebih ringan karena mau melihat dan belajar dari kesalahan orang lain.
Maaf yaa..mungkin bagi sebagian orang memang ada yang belum memahami apa yang aku coba sampaikan. Tapi aku yakin pada saatnya nanti pasti seiring dengan bertambahnya tingkat kedewasaan seseorang, dia akan setuju dengan pemahamanku. Mungkin banyak orang yang berpikir aku ini orang yang sombong, terlalu sok tahu. Padahal sejujurnya, dengan rendah hati aku ingin sekali menyebarkan niat baik kepada orang-orang yang aku sayangi. Buat aku pribadi, jika aku dinasihati seseorang itu adalah pertanda dia peduli dan tulus pada kita karena dia sayang. Tapi, jika kita didiamkan saja oleh orang lain, itu tandanya mereka tidak peduli.
Makanya, selama ada seseorang yang menasihati kita harusnya kita tersenyum padanya dan mengatakan terima kasih karena dia masih peduli pada kita dan ingin yang terbaik bagi kita. Dulu ada sebuah kenangan dari seseorang, dimana suatu ketika dia memarahiku di telepon sambil mengingatkan aku tentang sesuatu. Bukannya jadi defensif, aku malah justru makin sayang sama dia karena menasihatiku. Yah setiap orang memang beda-beda sifat sih ya. Ada yang sok, ada juga yang humble..it depends on them people. Ada yang sudah berkali-kali di beri petunjuk tapi tetap keras kepala pura-pura tidak tahu. Ada yang dewasa diberi tahu dan dia mau mengambil pelajaran dari kata-kata orang lain.
Tapi untuk yang memberi nasihat, ini catatan untuk diriku sendiri karena berhubung aku ini memang orangnya terkadang suka meledak-ledak jika sedang berbicara, yaitu belajar memberi nasihat dengan kata-kata yang manis, selalu ingat perasaan orang yang ada dihadapan kita. Bisa jadi niat baik kita diterima berbeda dengan telinga dia. Maksud hati ingin mengingatkan tapi bagi dia yang dinasihati seperti sebuah kritikan tajam.
Padahal jika mau dicerna, sebuah kritikan tajam pun terkandung hal yang positif. Hanya saja jika cara penyampaiannya menggebu-gebu akan menjadi terdengar kasar dan orang tidak suka cara itu makanya mereka seringkali defensif. Aku juga belajar, bahwa menasihati hanya jika diminta. Tapi kadang-kadang ketika kita berbincang atau berkomunikasi dengan seseorang, yang namanya sharing pengalaman dengan teman-teman otomatis terselip juga kan kata-kata nasihat itu? Apa ini memang karakterku saja yang memang suka memberi nasihat kepada orang-orang terdekatku?
Banyak sekali orang-orang yang tidak suka denganku, mungkin bagi mereka aku terkesan sombong, sok iye, sok pinter, atau sok yang lain. Padahal mereka itu memang tidak kenal dekat denganku, orang yang dekat denganku pasti akan memahami karakterku yang memang seperti ini dan menerimaku apa adanya. Ya caraku berbicara yang berapi-api, bawel, suka sok menasihati, suka menyindir, dan menilai orang lain. Menyebalkanlah istilahnya bagi mereka. Tapi mereka hanya melihat sisi luarnya saja, apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat. Mereka tidak mau dan tidak melihat apa yang ada di balik hatiku.
Tapi untuk yang memberi nasihat, ini catatan untuk diriku sendiri karena berhubung aku ini memang orangnya terkadang suka meledak-ledak jika sedang berbicara, yaitu belajar memberi nasihat dengan kata-kata yang manis, selalu ingat perasaan orang yang ada dihadapan kita. Bisa jadi niat baik kita diterima berbeda dengan telinga dia. Maksud hati ingin mengingatkan tapi bagi dia yang dinasihati seperti sebuah kritikan tajam.
Padahal jika mau dicerna, sebuah kritikan tajam pun terkandung hal yang positif. Hanya saja jika cara penyampaiannya menggebu-gebu akan menjadi terdengar kasar dan orang tidak suka cara itu makanya mereka seringkali defensif. Aku juga belajar, bahwa menasihati hanya jika diminta. Tapi kadang-kadang ketika kita berbincang atau berkomunikasi dengan seseorang, yang namanya sharing pengalaman dengan teman-teman otomatis terselip juga kan kata-kata nasihat itu? Apa ini memang karakterku saja yang memang suka memberi nasihat kepada orang-orang terdekatku?
Banyak sekali orang-orang yang tidak suka denganku, mungkin bagi mereka aku terkesan sombong, sok iye, sok pinter, atau sok yang lain. Padahal mereka itu memang tidak kenal dekat denganku, orang yang dekat denganku pasti akan memahami karakterku yang memang seperti ini dan menerimaku apa adanya. Ya caraku berbicara yang berapi-api, bawel, suka sok menasihati, suka menyindir, dan menilai orang lain. Menyebalkanlah istilahnya bagi mereka. Tapi mereka hanya melihat sisi luarnya saja, apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat. Mereka tidak mau dan tidak melihat apa yang ada di balik hatiku.
Ya sudah silakan saja deh..terserah mereka mau menjalani hidup ini dengan cara apa. Manusia itu punya free will kok. Aku juga tidak bisa memaksa jalan hidup orang lain, tapi..bagi diriku sendiri menjadi guru bagi orang lain itu adalah tujuan yang mulia. Selama kita memiliki NIAT BAIK. Inti dari kehidupan yang baik adalah NIAT BAIK. itu saja..
No comments:
Post a Comment