Adalah sebuah kebanggaan tersendiri bila kita melihat putra atau putri kita telah belajar mandiri, apalagi selagi ia masih dalam tahap-tahap pertumbuhannya. Darren putraku yang berusia empat tahun diam-diam sudah mengamati polah tingkahku dan anggota keluarga lainnya yang tengah melakukan kegiatan sehari-hari. Suatu ketika, aku mengamatinya tengah bersiap-siap untuk sholat. Ia mengambil sajadah kecilnya, dan berlari kecil ke kamar pamannya untuk mengambil sebuah tasbih. Tak lupa ia juga pergi ke kamar kecil untuk membasuh muka serta tangannya, sambil berkata..aku mau sholat dulu ya..
Aku juga pernah memergokinya sedang membereskan kamar kami, ia menyapu kamar, melap meja dengan lap yang biasa aku pakai. Iapun bisa membawa sendiri piring bekas makannya ke tempat cuci piring.
Alhamdulillah aku memang selalu berusaha menjadi contoh yang baik untuknya. Aku sadar hanya akulah panutannya. Untuk peran laki-laki dirumah, ia mencontoh pamannya. Aku selalu berusaha untuk memberi kasih sayang penuh untuknya meskipun ia tak mendapatkannya dari ayahnya. Semampuku aku selalu berusaha untuk membuat ia bahagia. Namun aku sadar, bahwa terkadang ia juga kesepian, karena dia adalah putra satu-satunya, dan kedua ia belum sekolah sehingga belum memiliki banyak teman.
Dari segala hal yang berat dalam hidupku, aku mampu bertahan karena anak ini. Ia adalah pelipur laraku, juga pelita hidupku dan aku sangat bersyukur pada Allah SWT karena karunia ini.
Aku bangga padamu anakku..
No comments:
Post a Comment