Sunday, March 3, 2013
Simplest People Are The Richest
Ternyata orang-orang kecillah yang paling suka memberi. Orang-orang sederhana mengajarkan kita untuk berbagi, dengan pendapatan yang minim mereka tidak ragu-ragu untuk memberi dan memikirkan orang lain disekitarnya. Mereka juga yang lebih memuliakan tamunya meski dengan mempersembahkan makanan sederhana. Mereka mengajarkanku kehangatan yang tulus, dengan ukiran senyum, doa, serta dukungan-dukungan moral yang menguatkanku. Inilah yang dinamakan kekayaan hati.
Jangan pernah merasa bangga pada apa yang saat ini kau miliki, karena itu semua hanya titipan Allah SWT. Mungkin suatu saat Ia akan mengambil semuanya kembali. - My Words.
Saturday, March 2, 2013
You Are Deeply Loved.
Thursday, February 28, 2013
My Little Business Man..
Terus terang saya sedang dilanda kebingungan nih Bloggers. Sebagai orang tua seharusnya saya bangga terhadap perkembangan pertumbuhan anak laki-laki saya Darren. Tapi disisi lain saya sebagai orang tua juga berperan sebagai role model atau contoh bagi dia.
Jadi begini dilema saya teman, suatu hari anak saya pulang dari mengaji di mesjid dekat rumah kami. Tiba-tiba dia menunjukkan kepada saya uang senilai Rp. 1.500,- yang ada ditangannya sambil berkata, "Mah lihat ini, tadi aku jualan kue." Bukan main saya terkejut dengan apa yang dikatakannya, bagaimana tidak? Dia menjual snack yang saya belikan kepada teman-teman di lingkungan pengajiannya!
Seharusnya dia tidak menjual kue-kue itu kepada temannya melainkan dibagikan dengan ikhals kepada mereka. Maklum saja, pada saat itu saya tidak ada di sana untuk bisa mengawasi dia belajar mengaji dan saya tidak tahu apa yang dikerjakannya saat itu. Tapi dia jujur dan berani mengungkapkan kepada saya apa yang dia kerjakan dan lakukan. Setidaknya bagi saya dia tidak mencuri. Tetapi..jujur saja, jika saya tidak lekas memberi contoh yang baik, dia akan besar dengan cara yang salah.
Saya ingin sekali anak saya itu tumbuh menjadi seorang laki-laki yang dermawan, yang suka memberi dan ikhlas. Saya ingin dia tahu atau setidaknya mengerti perbedaan antara bisnis dengan menderma. Tapi saya sedang memutar otak, bagaimana cara menjelaskan padanya? Saya ingin dia memahami prinsip ketulusan dalam hal berbagi. Tetapi saya juga ingin anak saya mulai belajar berdikari. Memang saya tahu untuk anak seusia Darren itu belum waktunya diperkenalkan soal bisnis, tapi yang saya ingin ajarkan sejak dini adalah cara dia mengatur dan bagaimana dia bisa mendapatkan uang dengan cara yang benar.
Karena awal dari permasalahan ini sebenarnya adalah karena "jajan" Bloggers. Memang disekolahnya anak-anak diharuskan membawa lunchbox kesekolah dengan maksud agar anak-anak tidak dibiasakan untuk jajan diluar. Kita sebagai orang dewasa sudah tahulah dampak negatifnya, ya seperti ini. Nah..tapi, sebagaimanapun saya sudah mengantisipasinya, anak saya tetap terpengaruh teman-temannya untuk jajan. Tiap kali dia melihat teman-temannya jajan, dia juga ikut-ikutan meminta uang kepada saya agar dia bisa membeli jajanan yang ada disana meskipun jajanan yang dia inginkan hanya berupa mainan. Mungkin karena sikap saya yang terkadang suka tidak tegaan, pada akhirnya saya luluh. Ya saya tahu, saya jugalah yang salah Bloggers, karena tidak bisa tegas terhadap anak. Dan akhirnya disinilah awal dari permasalahan itu.
Karena saya concern dengan hal ini, maka suatu hari saya menerangkan kepadanya bahwa untuk memperoleh uang itu tidaklah mudah, bahwa dia harus bekerja keras terlebih dahulu untuk mendapatkan imbalan berupa uang serta memberi contoh-contoh apa saja yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan uang yang salah satunya adalah berdagang. Singkatnya, maksud saya berkata seperti itu padanya agar membuat dia tidak lagi seenaknya meminta uang jajan pada saya. Eh justru malah dia putar otak untuk menjual apa saja yang dia miliki ke teman-temannya. Untung yang dia jual itu snack-snack yang saya sediakan untuknya dirumah. Coba kalau barang-barang seperti mainannya? Waduuh..kacau deh! huff..
Tadinya saya berpikir, bagaimana cara mengajari dia berdagang kecil-kecilan. Saya sudah membuat konsep untuk memodali dia dengan cara membuatkan dia paket-paket kecil makanan ringan yang kira-kira disukai teman-temannya dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau oleh mereka. Tapi tiba-tiba saya ingat, jika saya mengajari anak saya berbisnis, bagaimana saya bisa mengajarkan dia untuk sharing? Untuk ikhlas memberi? Padahal menderma itu lebih penting lagi! Duh pusing..Kalau dia besar dengan prinsip bisnis, saya khawatir dia tumbuh menjadi seorang yang kikir. Apa-apa yang dilakukan harus dengan imbalan. Itu kan konsep yang tidak benar. Bagaimana nanti dengan nuraninya? Keharusan kita untuk berbagi dia tidak kenal. Duh jangan sampai deh seperti itu.
Andaikan saya bisa sharing permasalahan ini dengan seorang partner hidup, mungkin saya akan mendapatkan masukan-masukan dan bantuan dalam mengatasi dilema ini. Rasanya mumet jika harus memikirkan masalah parenting seperti ini sendirian. Saya tahu saya bisa..tapi dibutuhkan ekstra kerja keras dan berpikir dua kali lipat untuk sebuah permasalahan yang menyangkut masa depan anak.
Yah semoga saja, Allah memberi saya hidayah yang tak pernah terputus untuk mengatasi berbagai macam keadaan dan persoalan. Mungkin esok saya akan memberi pengertian padanya, bahwa ada saatnya dia harus mencari uang, tapi untuk sekarang dia belum perlu melakukan itu. Dan saya harus mensupport dia dengan cara lain. Sulit untuk mendisiplinkan anak supaya tidak jajan, tapi saya yakin lunchbox akan mengurangi keinginan dia untuk mengkonsumsi makanan diluar. Saya harus commited dalam mendisiplinkan Darren, saya harus bisa dan saya yakin bisa! Bismillah..
Every Little Thing Is A Miracle
Miracles do not come with bright lights and fancy stages. Those belong
in a magic show. If you want a miracle, you can see it everywhere - in
dew drops, in waves, and of course in yourself.
"If you want to see the brave, look at those who can forgive." -Bhagavad-Gita
Wednesday, February 27, 2013
Good Advice
Single and upset?
You might be not married to any man, like Maryam [Mary] (Allah Be Pleased With Her) and Allah(God) can make your rank higher than any women on the Earth. Know your priorities. Love and trust is with Allah(God) first.
You might be not married to any man, like Maryam [Mary] (Allah Be Pleased With Her) and Allah(God) can make your rank higher than any women on the Earth. Know your priorities. Love and trust is with Allah(God) first.
Yes it is
fact that there are many advantages to being in a relationship or
marriage, but do not worry or fret if you are still single. Not
everything is within our control and sometimes we do have to accept fate. So, why worry unnecessarily over something that we do not have control over?
Do not let being single thought traped you, make you a slave to the
idea of finding someone, deprive you of your ability to enjoy life and
cause desperation, depression, and fear. Don’t forget that your life
does not end if certain things don’t come your way. Did Allah(God) say
anywhere in the Quran and Sunnah that you are worthless if you don’t get
married? Being single is not a death sentence, it has own charm you
enjoy life in your own way, you get more time to be with yourself, to do
a variety of things, indeed you have relationship with freedom. You
have lots to do, you have yourself, your friends, your family, and you
have Allah(God). Get out of your mental cage, make your life’s vehicle
move on.
You are still single because it’s all up to Allah (God), our future partners have or have not been already determined 50,000 years ago before this world existed. It’s because of His wisdom that you’re still single. So don’t think you care for yourself more than Allah(God) cares for you! Appreciate His wisdom. Don’t worry too much, to have a positive attitude and enjoy your single life. Whether you are in a relationship or not, you want to be happy. If you aren't happy single, then you won't be happy taken. Happiness comes from within not from anybody else. Research shows that the number one ingredient for happiness, by far, is optimism, so change your approach learn to have more fun be happy and enjoy your life either your are single or not.
You are still single because it’s all up to Allah (God), our future partners have or have not been already determined 50,000 years ago before this world existed. It’s because of His wisdom that you’re still single. So don’t think you care for yourself more than Allah(God) cares for you! Appreciate His wisdom. Don’t worry too much, to have a positive attitude and enjoy your single life. Whether you are in a relationship or not, you want to be happy. If you aren't happy single, then you won't be happy taken. Happiness comes from within not from anybody else. Research shows that the number one ingredient for happiness, by far, is optimism, so change your approach learn to have more fun be happy and enjoy your life either your are single or not.
Worshipping God Is Good For You
In a world where there are many things competing for your devotion and
worship, God is the only one that delivers and doesn't disappoint.
Putting anything above God will ultimately let you down and leave you
feeling empty. So sing praises, lift your hands in the air and give
glory to God. It's good for you!
Thursday, February 21, 2013
I'm Surrounded By Angels..
Hidup itu memang tidak ada yang abadi ya..it is never stay the same. Jalan cerita hidup kita selalu berubah, pribadi kita yang mendewasa, perubahan fisik karena usia, ada pertemuan, dan juga ada perpisahan, teman yang datang dan pergi. Tapi perubahan yang paling membahagiakan adalah pertemuan kita dengan teman-teman yang sejenis. Teman-teman yang baik hati, dan selevel. Teman-teman yang tulus memiliki kasih sayang yang besar dan mampu memberi kita semangat. Teman yang membuat kita merasa nyaman karena mereka mau memahami dan menerima kita apa adanya. Mereka adalah para malaikat yang Allah kirim untuk menemani perjalanan baru kita. Be grateful to God, for this lovely blessing.
To Burn Out The Pain, Just Find A Place Filled With Joy.
God created joy as a balm for pain. What are some places, who are some
people filled with joy that you can rely on to ease your pain?
Wednesday, February 20, 2013
If I Am To Fall In Love
Yes Dear..
Tadi saya bilang mau membahas soal 'nurut' terhadap suami. Di Islam istri soleha adalah harta yang terbaik dari seorang pria. Dan yang dimaksud soleha itu adalah wanita yang baik dalam hal agama, yang imannya kuat di jalan Allah, termasuk yang ta'at pada suami. Tapi sebagai wanita, kita juga harus punya iman kita sendiri serta harus kuat memegang prinsip-prinsip yang baik bagi diri sendiri karena kita adalah partner buat suami. Jika suami itu ibarat seorang nakhoda kapal, kita adalah navigatornya. Jadi tugas kita sebagai istri itu adalah melindungi dan membimbing suami kita untuk selalu tetap berada di jalan yang lurus.
Kita sudah tahulah tugas dan kewajiban-kewajiban suami itu apa. Ya pengayom, imam, pelindung, dan pemberi nafkah bagi keluarga, sementara wanita itu berada disampingnya sebagai penyokong, perawat, pembimbing, dan pemberi nasihat. Istri itu ya partner buat suami. Tapi belum tentu juga seorang suami meskipun agamanya Islam, berarti dia suami soleh. Belum tentu. Nah tugas istrilah membimbing suami untuk menjadi imam yang baik bagi keluarganya. Ada kasus, seorang istri yang sudah mendapat pencerahan ingin mengenakan hijab. Tapi sang suami, tidak suka dengan alasan bahwa istrinya tidak lebih bagus bila mengenakan jilbab. Nah kalau kasusnya seperti ini, sebagai istri ya harus pintar pintar putar otak untuk bisa meyakinkan suami bahwa berhijab itu wajib hukumnya.
Istri harus bisa memberi masukan dan pandangan-pandangan yang baik kepada suaminya dengan cara apapun, jika perlu di iringi dengan kaidah-kaidah atau hadist-hadist rasul untuk memberikan bukti-bukti itu kepadanya. Dan menurut saya, suami yang baik itu adalah dia yang mau menerima dan mengolah kata-kata atau nasihat-nasihat dari istrinya yang soleh. Justru harusnya sang suami bangga memiliki istri yang soleha, dan sudah semakin tebal keimanannya.
Tapi ada wanita yang kalau bicara soal jilbab, dia bilang.."nggak dibolehin suami" bagi saya..ah..cemen banget sih. Yang namanya nurut suami itu wajib hukumnya kalo suami kita itu soleh. Kalau suami tidak soleh, masa sih kita ikut-ikutan gak soleha? Ajak suami untuk masuk surga bersama..itu tujuan yang lebih indah kan? Nurut sama suami bukan seperti kerbau dicocok hidung, disuruh merampok mau, disuruh nyebur sumur mau ya nggak seperti itukan? Nurut yang benar itu seperti, misalkan suami keberatan jika kita keluar rumah malam hari, ya itu harus nurut. Jika suami tidak suka kita dugem, ya itu baik maka nurut itu harus.
Jika suami tidak suka kita memakai rok mini, itu baik karena dia tidak mau kamu jadi bahan tontonan laki-laki lain. Tapi kalau suami tidak shalat, dan tidak membolehkan kita pakai hijab? Apa yang kaya gitu harus di taati? Sebisa mungkin sebagai istri kita harus memberi contoh yang baik bagi suami. Kita harus punya prinsip untuk menjadikan rumah tangga kita sakinah, mawadah dan warahmah. Kalau suami masih belum soleh juga, ya satu-satunya cara adalah jadi diri sendiri saja, mensolehkan diri sendiri dan tetap selalu mengingatkan suasmi pada kaidah-kaidah Islam. Tugas istri meluruskan suami itu sepanjang masa dan tidak boleh menyerah, bantu suami untuk membuka hati untuk menjadi soleh dengan bantuan doa yang tak pernah putus. Yang perlu diingat adalah menjadi contoh, mengingatkan, dan mengajak, tanpa paksaan.
Kebiasaan baik kita beribadah pasti suatu saat akan menggerakkan hatinya untuk menjadi pria yang lebih baik dari sebelumnya. Taatlah pada suami yang baik dan soleh. Itu hukumnya harus, wajib! Ya semoga saja suami ku nanti adalah pria yang soleh yaa..aamiin. Jadi saya tidak perlu menceramahi dia dengan susah payah untuk jalan bersama didalam jannah:-) aamiin..Saya sadar kok laki-laki itu paling tidak suka diceramahi hehehe..Alangkah indahnya memiliki rumah tangga yang saling mengingatkan, dan saling mengisi kekurangan kita. InsyaAllah..
Keep Your Hijab..
Sepertinya saya sudah pernah menulis sebuah kasus tentang seorang teman wanita saya yang dulu pernah berhijab, dan kini dia melepas hijabnya seolah-olah memberi kesan bahwa dia itu cantik. Ya memang dia cantik tanpa hijab, tapi..
Sebelumnya saya meminta maaf pada bloggers ya, bahwa saya menulis ini bukan untuk menghakimi teman saya atau siapapun yang tidak mengenakan hijab. Mengenakan hijab itu adalah bukti 'faith' kita pada ketentuan Allah. Jadi bila kita sudah YAKIN maka kita harus berkomitmen menjaganya seumur hidup kita. Jangan sampai komitmen kita digoyahkan oleh alasan-alasan duniawi seperti "peraturan kantor". Sayang sekali jika kita melepas hijab kita hanya karena alasan peraturan kantor yang tidak membolehkan karyawannya mengenakan hijab. Kalau saya sih lebih baik mencari kerja di kantor yang peraturannya lebih fleksibel daripada harus mengorbankan komitmen kita kepada Tuhan.
Saya memang seorang idealis, tapi prinsip adalah prinsip. Hukum Allah adalah mutlak dibanding hukum dunia. So jika kita sudah memutuskan mengenakan hijab, jagalah itu selamanya dan jangan pernah membukanya. Apakah kita tidak malu jika telah terbiasa menutup tubuh kita, kemudian tiba-tiba kita memutuskan untuk tidak lagi mengenakan hijab?. Pasti rasanya seperti telanjang, dan kita pasti merasa turun derajat. Untuk teman-teman ladies yang belum mendapatkan ilham mengenakan hijab sih, saya tidak bisa banyak berkomentar, karena biar bagaimanapun itu masalah 'kesadaran, kesiapan, dan ilham' seseorang. Jadi ya itu saya kembalikan saja ke pribadi masing-masing.
Tapi saya menulis ini, untuk mengingatkan diri saya sendiri pada komitmen awal saya berhijab. Bahwa hijab adalah pelindung saya. Sungguh sayang bila saya mempermalukan diri sendiri bila harus melepasnya demi membuktikan pada dunia bahwa saya masih cantik seperti dulu. Kecantikan itu bukan semata-mata fisik, tapi siapa kita yang sebenarnya. Kalau menurutku, kecantikan seorang perempuan itu ada pada ketaatannya pada Allah, sehingga perilaku yang keluar dari dalam dirinya santun dan rendah hati. Hijab itu membantu sekali meredam tingkah laku seorang wanita untuk berlaku santun dan lembut layaknya wanita sejati.
Coba deh kita lihat sendiri banyak wanita-wanita diluar sana, yang semakin pintar mereka semakin seenaknya "bersuara", seenaknya berbicara, semakin banyak yang meremehkan kaum pria, nyinyir, angkuh dan sok iye. Mereka sudah lupa menjaga tata krama bersosialisasi dengan benar. Semua sudah terlalu hedon, istilahnya. Terlalu tertarik pada kehidupan yang glamour jadi mereka hanya sibuk mempercantik diri sendiri dengan hal-hal yang berbau materi dan duniawi. Ahh bersyukur lah saya yang hanya hidup sederhana. Saya lebih fokus pada kehidupan spiritual dan ibadah serta urusan duniawi yang hanya memiliki tujuan-tujuan sederhana seperti membesarkan anak, dan memiliki sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, serta warahmah.
Bagi saya, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan saya mengenakan hijab sekalipun itu suami. Bukan tidak menurut pada suami, tapi sayalah yang harus membuka mata hati suami saya pada arti 'Janah' yang sebenarnya. 'Janah' itu adalah kehidupan yang baik di jalan yang Allah ridhai dengan tujuan yang mulia yaitu akhirat surgawi. Nanti saya akan membahas masalah 'nurut' kepada suami di judul lain. Hanya Allah yang berhak mengatur saya, bukan orang lain apalagi penilaian-penilaian orang lain. So..buat teman-teman ladies yang sudah berhijab, alhamdulillah..atas hidayahnya dan saya mengucapkan selamat untuk kalian. Jagalah amanah yang sudah kita ambil, dan tetaplah cantik di jalan-Nya.
Subscribe to:
Posts (Atom)