Sepertinya saya sudah pernah menulis sebuah kasus tentang seorang teman wanita saya yang dulu pernah berhijab, dan kini dia melepas hijabnya seolah-olah memberi kesan bahwa dia itu cantik. Ya memang dia cantik tanpa hijab, tapi..
Sebelumnya saya meminta maaf pada bloggers ya, bahwa saya menulis ini bukan untuk menghakimi teman saya atau siapapun yang tidak mengenakan hijab. Mengenakan hijab itu adalah bukti 'faith' kita pada ketentuan Allah. Jadi bila kita sudah YAKIN maka kita harus berkomitmen menjaganya seumur hidup kita. Jangan sampai komitmen kita digoyahkan oleh alasan-alasan duniawi seperti "peraturan kantor". Sayang sekali jika kita melepas hijab kita hanya karena alasan peraturan kantor yang tidak membolehkan karyawannya mengenakan hijab. Kalau saya sih lebih baik mencari kerja di kantor yang peraturannya lebih fleksibel daripada harus mengorbankan komitmen kita kepada Tuhan.
Saya memang seorang idealis, tapi prinsip adalah prinsip. Hukum Allah adalah mutlak dibanding hukum dunia. So jika kita sudah memutuskan mengenakan hijab, jagalah itu selamanya dan jangan pernah membukanya. Apakah kita tidak malu jika telah terbiasa menutup tubuh kita, kemudian tiba-tiba kita memutuskan untuk tidak lagi mengenakan hijab?. Pasti rasanya seperti telanjang, dan kita pasti merasa turun derajat. Untuk teman-teman ladies yang belum mendapatkan ilham mengenakan hijab sih, saya tidak bisa banyak berkomentar, karena biar bagaimanapun itu masalah 'kesadaran, kesiapan, dan ilham' seseorang. Jadi ya itu saya kembalikan saja ke pribadi masing-masing.
Tapi saya menulis ini, untuk mengingatkan diri saya sendiri pada komitmen awal saya berhijab. Bahwa hijab adalah pelindung saya. Sungguh sayang bila saya mempermalukan diri sendiri bila harus melepasnya demi membuktikan pada dunia bahwa saya masih cantik seperti dulu. Kecantikan itu bukan semata-mata fisik, tapi siapa kita yang sebenarnya. Kalau menurutku, kecantikan seorang perempuan itu ada pada ketaatannya pada Allah, sehingga perilaku yang keluar dari dalam dirinya santun dan rendah hati. Hijab itu membantu sekali meredam tingkah laku seorang wanita untuk berlaku santun dan lembut layaknya wanita sejati.
Coba deh kita lihat sendiri banyak wanita-wanita diluar sana, yang semakin pintar mereka semakin seenaknya "bersuara", seenaknya berbicara, semakin banyak yang meremehkan kaum pria, nyinyir, angkuh dan sok iye. Mereka sudah lupa menjaga tata krama bersosialisasi dengan benar. Semua sudah terlalu hedon, istilahnya. Terlalu tertarik pada kehidupan yang glamour jadi mereka hanya sibuk mempercantik diri sendiri dengan hal-hal yang berbau materi dan duniawi. Ahh bersyukur lah saya yang hanya hidup sederhana. Saya lebih fokus pada kehidupan spiritual dan ibadah serta urusan duniawi yang hanya memiliki tujuan-tujuan sederhana seperti membesarkan anak, dan memiliki sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, serta warahmah.
Bagi saya, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan saya mengenakan hijab sekalipun itu suami. Bukan tidak menurut pada suami, tapi sayalah yang harus membuka mata hati suami saya pada arti 'Janah' yang sebenarnya. 'Janah' itu adalah kehidupan yang baik di jalan yang Allah ridhai dengan tujuan yang mulia yaitu akhirat surgawi. Nanti saya akan membahas masalah 'nurut' kepada suami di judul lain. Hanya Allah yang berhak mengatur saya, bukan orang lain apalagi penilaian-penilaian orang lain. So..buat teman-teman ladies yang sudah berhijab, alhamdulillah..atas hidayahnya dan saya mengucapkan selamat untuk kalian. Jagalah amanah yang sudah kita ambil, dan tetaplah cantik di jalan-Nya.
No comments:
Post a Comment