Sekarang orang sepertinya jarang ada yang mau 'mendengarkan' ya.. Rata-rata orang jaman sekarang lebih memilih untuk didengarkan daripada mendengar. Paham kan maksud saya? Ya sekarang itu jamannya orang lebih suka berbicara..bicara..dan bicara terus. Inginnya menguasai bahan pembicaraan ketimbang mendengarkan atau berinisiatif mendengarkan lawan bicaranya.
Ini kasus yang saya ingin ceritakan, kenapa saya membahas tentang mendengarkan dan didengarkan. Jadi suatu hari saya dan beberapa orang ibu-ibu lain sedang menunggu anak kami masing-masing disekolah. Sambil menunggu, biasalah hobby wanita apalagi selain berbincang-bincang tentang berbagai macam cerita, ya mulai dari gosip selebritis, masalah rumah tangga, hingga topik-topik spiritual. Jika diantara kami ada yang sedang membahas sebuah topik, sebut saja ibu A sedang bercerita tentang kecelakaan lalu lintas, tiba-tiba saja cerita si ibu A tadi dipotong dengan cerita yang sama oleh si ibu B. Cerita ibu A saja belum selesai, tapi sudah ditimpali dengan cerita lain oleh ibu B ke ibu C. Jadi otomatis terjadi kericuhan yang memusingkan. Bukan kericuhan seperti bertengkar sih..tapi ricuh yang berisik dan membingungkan.
Saya, ibu C, dan ibu D jadi kebingungan mau mendengarkan cerita siapa ini? Kalau saya sih, saya lebih memilih untuk mendengarkan cerita ibu A dulu hingga selesai. Kasihan dong jika omongan seseorang harus terpotong karena orang lain tidak sabaran menunggu giliran sharing. Hadeeuuh..Tapi justru yang lebih lucu karena si ibu C tiba-tiba konsentrasinya terpecah untuk mendengarkan cerita ibu B yang memotong ini. Dan akhirnya terjadilah bla..bla..bla..bla..yang satu dengan yang lainnya. Sementara kuping saya yang hanya dua ini harus lebih keras berkonsentrasi lagi dalam mendengarkan cerita ibu A, karena disebelah saya juga sedang membahas topik yang serupa dengan pengalaman yang berbeda. Dan bloggers bisa membayangkan tidak sih, jika dalam satu kelompok kecil ibu-ibu itu saling ngobrol tapi berbeda arah dan yah simpang siur seperti ada sebuah pasar kecil disitu..hihihi..
Memang belajar untuk mendengarkan itu susah susah gampang. Dibutuhkan kesabaran, dan kebesaran hati kita untuk mendengarkan seseorang. Memang enak sih yang namanya curhat itu. Memang enak juga sih yang namanya diperhatikan orang lain. Tapi kita harus belajar menghargai orang lain juga dong, jangan egois ingin menjadi seseorang yang selalu ingin diperhatikan. Belajarlah menghormati seseorang dengan cara mendengarkan. Belajar bersabar menunggu giliran kita untuk berbagi. Tunggu saat yang tepat hingga orang lain selesai berbicara. Komunikasi itu kan dua arah..ada yang mendengarkan, dan ada yang didengarkan. Tinggal gantian saja apa susahnya sih? Yah..Saya sih bisa memaklumilah, namanya juga ibu-ibu hehehe..Ya gitu deh saling nggak mau ngalah satu sama lain. Saya pribadi sih memang orangnya lebih suka mendengarkan, dan saya mau berbagi bila orang lain betul-betul peduli pada saya dan bertanya lebih jauh, itu saja.
Terkadang orang lain itu lebih suka berbasa-basi ketika mendengarkan seseorang berbicara, selebihnya mereka lebih peduli pada urusan mereka sendiri. Itu sebabnya saya lebih banyak memilih untuk diam, mendengarkan, dan sabar pada cerita-cerita orang lain. So..coba deh ingatkan diri sendiri untuk mau mendengar, dan belajar etika berkomunikasi dengan benar nggak ada ruginya kok..
No comments:
Post a Comment