Aku mau share kisah yang agak sedikit silly yang aku alami beberapa waktu lalu. Ceritanya salah seorang sepupuku hendak mengakhiri masa lajangnya, dan saya diundang menghadiri acara midodaren alias malam terakhir menjadi seorang gadis. Pada salah satu acara tersebut, diadakan sebuah pengajian. Kebetulan sekali guru mengajiku sewaktu kecil juga diundang untuk memimpin acara tersebut.
Tiba-tiba beliau memanggilku untuk menjadi qoriahnya alias penerjemah ayat suci Al-Qur'an yang dia bacakan. Aku tidak berkeberatan menerima tawaran tersebut. Singkat cerita, dimulailah acara pengajiannya. Jadi setiap sang qori selesai menyanyikan lantunan ayat-ayat Qur'an, sayalah yang membacakan terjemahannya. Dan ketika aku memulai membaca terjemahan sebuah ayat, tiba-tiba hati saya tersentuh dengan ayat-ayat itu yang akhirnya membuatku tak mampu menahan airmata. Aku dengan terbata-bata membaca terjemahan Al-Qur'an sambil menangis sesenggukan yang membuat para tamu khususnya sang calon pengantin perempuan ikutan menangis. Alamak! kenapa jadi begini? Aku benar-benar maluu sekali Bloggers. Tapi justru karena acara tangis tangisan disitulah yang membuat suasana pengajian menjadi hikmat.
Benar-benar ajaib ayat-ayat suci Al-Qur'an tersebut. Jika kita menghayatinya, kata demi kata sanggup menyentuh lubuk hati kita yang terdalam. Kalau dipikir-pikir, kenapa aku ya yang harus menangis? Aku kan bukan calon pengantinnya? Tapi pengalamanku dulu sewaktu menikah juga begitu bloggers. aku menangis diacara pengajian malam midodarenanku. Apalagi ketika acara pemberian wejangan dengan diiringi kinan khas sunda! Tangisanku seperti seseorang yang sedang flu..menghabiskan banyak tissue Bloggers hehehe..Hal yang paling mengharukan adalah saat-saat dimana aku harus sungkem pada kedua orang tuaku. Airmata langsung bercucuran lagi! Hadeeuh..sungguh acara yang menguras emosi.
No comments:
Post a Comment