Kehidupan adalah sebuah tempat untuk belajar..pembelajaran diri mengarungi hari dengan peristiwa-peristiwa serta kejadian-kejadian khusus seorang manusia yang disebut dengan pengalaman.
Diusiaku yang telah berkepala tiga lebih ini, aku cukup bisa memahami setiap proses kehidupan yang pernah kualami dan kuambil hikmahnya. Aku telah belajar hal-hal terberat sepanjang hidup seperti proses patah hati, mencari jati diri, memahami orang lain, proses memaafkan baik untuk orang lain dan juga diri sendiri, mengatasi kesedihan, kehilangan orang yang dicintai dsb. Hingga kali ini aku belajar untuk melepas egoku.
Diusiaku yang telah berkepala tiga lebih ini, aku cukup bisa memahami setiap proses kehidupan yang pernah kualami dan kuambil hikmahnya. Aku telah belajar hal-hal terberat sepanjang hidup seperti proses patah hati, mencari jati diri, memahami orang lain, proses memaafkan baik untuk orang lain dan juga diri sendiri, mengatasi kesedihan, kehilangan orang yang dicintai dsb. Hingga kali ini aku belajar untuk melepas egoku.
Proses melepas ego memang tidak mudah, dimana kita terpaksa menghapus semua keinginan kita demi sebuah moral. Kebimbangan terus bergelayut dipikiranku, mempertimbangkan baik dan buruknya langkah yang harus kuambil. Rasa cinta terkadang bisa membutakan seseorang, tetapi aku juga harus mengolah batinku dan memposisikan diriku sebagai orang lain. Ada rasa sakit disini, dan juga beban yang harus kupikul..aku teringat sebuah kata-kata bijak "jangan pernah menyangka bahwa di dunia ini ada orang yang bisa mendapat kebahagiaan sempurna, karena tak seorangpun bisa memperoleh semua yang diinginkannya."
Aku berdoa pada Allah SWT agar ia yang menentukan mana yang terbaik untukku dan menjawab semua kegundahanku. Hingga pada akhirnya aku menemukan hikmah dari perenunganku. Keputusanku adalah melawan egoku demi kebaikanku dan juga kebaikan orang itu. Adakalanya cinta memang tak selalu harus memiliki. Semuanya aku kembalikan kepada Allah, si Empunya hidup yang telah mengatur hidupku di Laumafuz. Apa yang menurutku terbaik belum tentu terbaik dimataNya.
Aku mendorong diriku sendiri untuk tetap yakin, bahwa ada yang lebih baik untukku sedang dipersiapkan olehNya. Walaupun aku masih bisa merasa sakitnya, yang bisa kulakukan hanyalah mengambil nafas panjang dan menghembuskannya berharap ini bisa meredakan semua kesedihan yang menghimpit dada.
No comments:
Post a Comment