Aku teringat pengalaman-pengalamanku ketika bertemu dengan pria-pria yang meski tak pernah hadir di kehidupanku, tapi pertemuan dengan mereka masih membekas di benakku. Pertemuan tak disengaja dengan orang-orang berjenis kelamin pria yang sebenarnya sepele, tapi cerita dibaliknya yang membuatku teringat dengan orang-orang itu.
Aku pernah bertemu dengan seorang pria dengan senyum yang paling manis di sebuah swalayan. Jadi ceritanya aku sedang mengantri di kasir untuk membayar belanjaanku. Dibelakangku berdiri seorang pria, tinggi, tubuhnya keren, dan wajahnya ehm..lumayan. Dia mengantri dibelakangku dengan sabar sambil membawa sebuah botol air mineral yang akan dia bayar. Kemudian, tibalah giliranku membayar, aku bersiap mengambil posisi untuk membongkar belanjaanku, dan kulihat si pria manis dibelakangku hanya membawa sebotol air mineral. Jadi kupikir, ya sudahlah..apa salahnya bila dia lebih dahulu membayar belanjaannya yang hanya sebotol itu, ketimbang harus menungguku lama dengan load belanjaanku yang banyak. Akhirnya, aku tersenyum padanya sambil berkata, "Silahkan mas duluan saja.." Kemudian dia tersenyum lebar maniiiss sekali kepadaku, menggambarkan betapa senangnya dia bisa diberi kesempatan untuk membayar belanjaannya yang sedikit itu lebih dulu. Dia bilang, "Wah..makasih banyak ya mbak:)" Senyum yang terus membekas di benakku sejak saat itu. Aku berkata padanya, "Sama-sama" dan tersenyum manis pula padanya. Setelah dia membayar dia sekali lagi mengucapkan terima kasihnya padaku dan kemudian berlalu. Fuuh..senyum yang hangat dan sumringah.
Ada juga teringat cerita tentang parfum yang sangat menyengat. Suatu hari aku berjalan sendiri dengan membawa payung pinkku ditangan pada saat cuaca mendung dan gerimis, tiba-tiba terdengarlah suara motor berjalan perlahan dibelakangku, lewatlah seorang pria yang memakai parfum wangiiiii sekali Bloggers. Baunya sih enak, ya siapa sih yang tidak suka dengan orang yang memakai parfum? Meski aku yakin pria ini pasti menggunakannya dalam jumlah yang banyak, karena harumnya wangi sekali Bloggers. Dalam hati, "Wah wah wah..wanginyaaa! Pasti pria ini genit nih" Eh, ketika aku sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba pria ini menghentikan motornya, menoleh padaku dan berkata dengan bahasa sunda. "Bade kamana neng?" Aku berhenti sejenak mengira-ngira siapakah pria ini? Apakah dia salah seorang tetanggaku? Tapi wajahnya tidak kukenal. Pria berumur sekitar 40 an dengan kumis tipis, berkulit putih, dan berwajah manis seperti wajah guru SD favoritku yang nanti akan kuceritakan kisahnya bernama pak Sa'adi. Lalu aku menjawab dengan bahasa Indonesia biasa, "Saya mau ke bawah" yang dimaksud dengan ke bawah adalah ke Unpar. Kemudian, dia bertanya padaku lagi, "bade ngiring neng? hayuk.." artinya, "ingin ikut tidak neng? yuk.." Alah..tidak kenal tapi berani mengajak seorang perempuan seperti itu? Lalu saya tolak dengan sopan, "maaf terima kasih saya naik angkot saja". Dia bersikukuh, 'tidak apa-apa neng..mari saya antar". Aku menjadi takut Bloggers, bukannya apa-apa, aku kan tidak mengenal orang ini, masa sih aku mau saja ikut dengan orang asing? Akhirnya dia berlalu juga. Kalo dipikir-pikir, bagaimana jika dia ternyata jodohku? hahahaha..Mungkin aku telah melewatkan kesempatan untuk berkenalan dengan calon pasangan potensial. Karena jika kuperhatikan pria itu tidak jelek, bahkan bisa dibilang tampan, meski tidak termasuk kategori 'tipeku'. Yaaa..meskipun mengendarai motor dan sepertinya hanya seorang PNS biasa ( dia mengenakan seragam pns) aku nggak masalah kok. Aku tidak melihat calon pasangan hanya dari materi. Yang penting dia punya pekerjaan tetap, baik hati, rendah hati, dan jujur. Hmm..Ya sudahlah memang belum jodoh kok hehehe..
Ada lagi seorang perwira tentara yang juga sama menawarkan diri untuk mengantarku dengan sepeda motornya..hadeuuh..Kenapa ya selalu bertemu pria di tengah jalan?:) Kenapa tidak di cafe atau di toko buku, atau dimanalah kiranya sebuah tempat yang lebih reasonable? Tapi ngomong-ngomong soal cafe, aku pernah ingat memergoki seorang pria yang sedang memandangiku dari jauh sambil tersenyum di seberang tempatku duduk di Jco. Kupikir..hmm..siapa ya yang dia pandangi sampai-sampai aku jadi geer seperti ini? Aku tengok kiri dan kanan depan belakang tidak ada siapapun yang bisa dia pandangi selain tujuan matanya kepadaku. Padahal pada saat itu, aku duduk dengan ibuku, adikku, dan seorang bayi mungil dikereta bayi yang kubawa? Masa sih ada seorang pria yang tertarik dengan ibu-ibu dengan bayi mungil yang mungkin saja sudah bersuami? Ada ada saja ya pria itu..:) Atau akunya saja yang gede rasa barangkali diperhatikan oleh pria ganteng yang sedang sendirian menikmati kopi dan juga koran yang ada di tangannya? Entahlah..
Jadi, pelajaran buatku dari mereka apa coba? hmm..:)