Tuesday, June 18, 2013

Love Will Prevail

It is easy to love when loved, and hurt those who hurt. But if you can love the ones who hurt you, you will overcome all obstacles. Love is the greatest power you can possess.
Do not grieve. Anything you lose comes round in another form.

Lomba Adzan

Anakku mengikuti lomba Adzan yang diselenggarakan pihak sekolah.  Alhamdulillah meski belum bagus, dia sudah mampu melafazkan urutannya dengan benar:) Aku bangga padanya.  Ia sudah berani tampil dimuka umum untuk yang pertama kalinya.  Aku tahu bahwa untuk naik keatas panggung dibutuhkan rasa percaya diri yang besar, dan anakku naik ke atas sana dengan rasa antusiasnya.  Ada lho anak-anak yang ciut sebelum tampil.  Demam panggung istilahnya.  Bahkan ada yang menangis karena rasa gugup mereka.  Itulah yang membuatku  merasa bangga pada anakku.  Dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan atau demam panggung itu. He just sit there nicely, calmly, and patiently waiting his turn to do it.  So proud of him..:)


Sunday, June 16, 2013

The Mermaid: Body Found On National Geographic

Baru saja menonton National Geographic Channel tentang "The Mermaid Body Found".  Ternyata apa yang selama ini kita kira dongeng, sebenarnya adalah mahluk nyata yang berbagi dengan dunia kita.  Setelah mummy peri yang ditemukan di dataran eropa, sekarang ditemukan sebuah mahluk yang bernama duyung. Mahluk setengah manusia setengah ikan yang konon berevolusi dari manusia berkaki dua yang beradaptasi dengan kehidupan laut dan memilih untuk menjadi bagian dari lautan.

Aku merasa takjub, dan terharu dengan keberadaan mereka.  Ada rasa kasihan melihat kehidupan mereka yang harus bersembunyi dan terpisah dari manusia berkaki dua yang selalu menyusahkan mereka.  Mereka sama rapuhnya dengan mamalia laut lain seperti lumba-lumba dan paus.  Terlebih sekarang lautan dikotori dengan polusi buatan manusia, penangkapan ikan ilegal, percobaan teknologi seperti senjata sonar yang mengakibatkan paus-paus diseluruh dunia mati.

Aku baru mengetahui bahwa mereka senantiasa berdampingan dengan lumba-lumba dan paus untuk bermigrasi bersama-sama.  Sebenarnya keberadaan mermaid telah menghebohkan masyarakat di sebuah kota kecil di Israel yang melihat sosok duyung di perairan mereka.  Dan ternyata para scientist telah secara tidak sengaja menemukan sebuah mayat mermaid di dalam perut seekor hiu.  Ini berarti tidak dapat diragukan lagi kebenarannya.  Mermaid ada di lautan sana.  

Setelah menonton dokumenter ini, aku merasa bahwa sudah keharusan bagi kita untuk menjaga ekosistem laut.  Karena kita bukan hanya sekedar menjaga kelestarian ikan-ikan, atau mahluk kecil dan besar di dalamnya, tapi kita juga melindungi SESAMA spesies kita yakni manusia laut.  Ingat nasib mereka juga ditangan kita.  Keberadaannya akan punah sama seperti spesies mamalia lain yang kita buru.  Hormati teritori mereka dan jagalah kebersihan laut.  Hentikan merusak lingkungan dengan bahan-bahan berbahaya. 

Ini adalah sebuah bukti kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai macam jenis mahluk yang berbagi dunia dengan kita manusia.  Mereka tidak sepatutnya takut pada manusia, karena kita menghormati mereka.  Kita hanya perlu sekedar tahu, bahwa mereka ada.  Biarkan mereka dengan dunianya, jangan buru mereka, jangan cari mereka.  Sekarang aku tahu..Dongeng bukan lagi sebuah khayalan, tapi benar-benar realita. 

I was so lucky to watch this..It was an eye opening story.

It's Time To Open The Piggybank

"Mah kita buka ya celengannya..?!" Hmmh..Darren, sudah tak sabar ya kepingin membuka seluruh tabunganmu selama ini? Yaahh..baiklah nak, lebih baik dipindah ketabunganmu yang di bank saja yaa..Lumayan semakin banyak.  Besok kita beli celengan baru lagi ya..:)

 Ih..begini nih kalo sudah tak sabar kepingin bongkar celengan

Kira-kira berapa banyak ya uang tabunganmu sayang?

Jadi akuntan cilik asisten mama..;)

Happy Birthday!

Happy Birthday me..:) Getting older, and wiser.  A birthday cake from my beloved family.  Thank you guys..

No matter what happens to you, you always have freedom of mind

That means you always have freedom to choose the path of virtue over the path of suffering, to choose being one with God over being alone.

Monday, June 10, 2013

Belajar Hidup Sederhana Dari Para Amish

Hari ini aku menghabiskan waktu santaiku dengan menonton NatGeoAdv mengenai kehidupan para Amish di sebuah negara bagian Amerika.  Amish adalah sebuah komunitas kecil di Amerika yang menganut kepercayaan kristen orde lama.  Ajaran mereka adalah hidup berdasarkan aturan-aturan yang ada di dalam kitab bible mereka yang mengharuskan mereka untuk hidup sederhana, bekerja keras, dan mengutamakan kerukunan keluarga dan komunitas mereka.  

Dari jaman nenek moyang mereka, komunitas ini sama sekali tidak boleh memiliki teknologi seperti telepon, komputer dan lain sebagainya dan masih tetap mempertahankan keaslian kehidupan jaman dahulu kala, tanpa listrik, tanpa kemewahan.  Dalam hal transportasi pun mereka tetap menggunakan kereta dan kuda. Terisolasi dari dunia luar tidak membuat mereka tak berdaya dan tetap survive.

Dalam hal pakaian dan penampilan, mereka juga tidak mengikuti perkembangan mode. Mereka mengenakan pakaian tertutup yang panjang bagi wanita, dan memelihara janggut bagi yang pria.  Itulah ciri khas Amish.  Mereka hidup secara gotong royong dengan bertani, berburu, dan juga memancing ikan. Komunitas ini persis sekali dengan manusia yang hidup di jaman victorian atau mungkin abad pertengahan.

Aku pikir komunitas ini, akan survive bila suatu ketika dunia gelap karena kehabisan bahan bakar.  Karena apa? Karena mereka tidak pernah menggunakan listrik dan bahan bakar untuk mobil mereka.  Teknologi membuat kita manusia menjadi semakin malas dan manja, benar apa benar?;)  Teknologi memang membuat kehidupan kita semakin mudah,  tapi dampak jangka panjangnya tak pernah kita pikirkan.

Contoh saja mobil yang kita pakai sehari-hari, tentu saja itu bisa membawa kita jauh, tapi apa yang akan terjadi suatu saat bila kita kehabisan bahan bakar?  Teronggok sia-sia dan ditinggalkan. Belum lagi emisi gas buang yang ditimbulkan mengakibatkan polusi bagi udara segar kita.

Para amish membuatku berpikir bahwa kualitas hidup kita tidak bergantung pada semua hal yang terbaik.  Banyak orang yang menginginkan memiliki semua benda yang berkualitas terbaik, seperti mobil yang terbagus, pakaian yang indah dan mahal, perhiasan, gadget-gadget bermerek tapi apakah semua itu penentu kebahagiaan kita?  Hidup dengan teknologi modern malah justru membodohi kita.  Mengapa? Karena semuanya sudah dipermudah.  Kita dibuat terlena dengan segala kemudahan dan akhirnya lupa pada nilai kerja keras, dan usahanya.

Para Amish mengajari kita, meski tanpa teknologi mereka mampu bertahan hidup.  Dan dengan kesederhanaan, mereka mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.  Mereka rajin membaca al kitab, mereka bergotong royong dalam membangun rumah dan mereka mempertahankan nilai-nilai luhur kehidupan.  Dengan terlenanya kita pada teknologi dan ketergantungan kita pada bahan bakar dan energi seperti listrik, kita jadi lupa insting kita untuk bertahan hidup dalam keadaan darurat.

Coba kita berpikir, bila pada suatu saat tidak lagi ada listrik atau bahan bakar untuk memasak, atau untuk mengisi suply bahan bakar mobil kita, apa yang bisa kita lakukan? Aku yakin kita pasti akan menggerutu dan bingung, atau bahkan mungkin panik. Kita tidak tahu bagaimana caranya menyalakan api tanpa korek? Kita terpaksa kembali bercocok tanam, dan harus membiasakan diri buang air tanpa menggunakan air karena terbiasa enak dengan toilet yang serba flush? In the end, kita akan kembali menjadi manusia primitif.

Mungkin bagi para manusia modern jaman sekarang melihat komunitas Amish ini seperti melihat sekumpulan orang-orang yang terbelakang atau primitif, tapi aku rasa kelak merekalah yang akan tertawa belakangan. 

Jadi pelajaran kali ini yang bisa aku ambil adalah, hiduplah sederhana.  Belajar untuk tidak rewel atau manja dengan teknologi.  Ayo kembali ke alam, mari gunakan akal dan tenaga kita untuk membangun keluarga, memiliki waktu untuk mendalami al kitab, dan berpakaianlah dengan rapih dan sopan.  

Seperti kata-kata bijak para Amish, "Teknologi tidak membuatmu menjadi freedom, jika kau berpikir dengan memiliki kebebasan duniawi kau benar-benar bebas, sebenarnya itu bukanlah nyata."

Friday, June 7, 2013

Turn Your Cellphone Off Please..

Aku membaca sebuah twit mengenai seorang pramugari Sriwijaya Air yang di pukul oleh seorang 'pejabat' dari Bangka Belitung karena menegurnya yang masih menyalakan phonecell di dalam pesawat.  Dan konon, ditengah cekcok antara pramugari dan si pejabat kampungan ini, si pejabat mengatakan bahwa, "penumpang adalah raja".  Wow! hebat banget komentarnya!  Memangnya dia ini siapa? Pejabat kok tidak tahu diri seperti itu?  Dia ini pejabat pintar atau bodoh sih? Memangnya dia tidak tahu dampak fatal dari menyalakan cellular di dalam pesawat? Such a dumb ass isn't he?

Yah maaf maaf saja ya bloggers, bagiku sih orang yang tidak tahu peraturan penerbangan dan masih suka sok-sokan mengaktifkan handphonenya di dalam pesawat adalah kampungan, alias OKB banget.  Sudah jelas-jelas the rules are the rules man!  Meskipun Anda pejabat atau orang sipil, kita semua bertanggung jawab atas keselamatan diri sendiri dan juga orang banyak.  Konsumen adalah raja itu memang benar, tapi dalam hal peraturan keselamatan transportasi tidak ada istilah itu.  Whether you are an official or not, you gotta followed the rules.  Jika karena kelalaian seseorang/kita dapat menyebabkan bahaya yang fatal, kitalah yang menanggung dosanya.

Ingat kecelakaan pesawat Sukhoi? Ternyata salah satu faktor penyebabnya adalah ponsel dari salah seorang penumpang yang masih aktif saat terbang.  Jangan dianggap remeh loh..Sinyal ponsel dapat mengganggu sistem komunikasi penerbangan.  Jika bloggers sering menonton acara "Air Crash Investigation" di National Geographic atau Discovery Channel, mata kita pasti terbuka betapa mengerikannya kecelakaan transportasi udara itu.  

Katanya transportasi udara itu adalah yang paling aman di dunia? Bullshit..Kita bisa lihat berapa banyak kecelakaan penerbangan dimana-mana.  Dan mungkin yang paling sering kita dengar ya yang ada di Indonesia.  Makanya aku termasuk orang yang paling tidak suka berada di atas sana hehehe..Maksudku berada di atas ketinggian ribuan kaki diatas bumi didalam sebuah pesawat. Dan aku paling benci melihat penumpang yang masih dengan santainya mengutak atik handphonenya di dalam pesawat.  Uukhh..rasanya pingin ku tonjok dia!  Secara langsung dia membahayakan kita sesama penumpang.  Oh..sungguh perjalanan yang menegangkan buatku.  

Mungkin kita juga harus lebih assertive bila melihat penumpang yang seperti itu.  Dalam arti kata, yah kita harus punya guts untuk menegur mereka atau mungkin mengingatkan untuk mematikan handphonenya selama perjalanan.  So bloggers..Mari jadikan diri sendiri sebagai contoh penumpang yang baik, yang tahu aturan, penumpang elit beneran bukan OKB atau elit-elitan yang kampungan.  Malu dong kalau kita disamakan dengan orang kampung yang baru tau naik pesawat? hehehe..  Yah..semoga tulisanku bisa menjadi sumber inspirasi untuk kemajuan keselamatan penumpang di udara.

It's Ok To Be There For Yourself

Amidst all the expectations, demands, requests, take some time to ground yourself in God. Take some time for yourself.

Thursday, June 6, 2013

Desaku Harus Secantik Ini

Uhm..Hari ini aku mau share tentang desa-desa kecil di Eropa yang SEANDAINYA saja bisa menjadi INSPIRASI bagi masyarakat Indonesia khususnya warga yang tinggal di  perkampungan yang hidup diantara gang-gang sempit.  Ini lho sebenarnya kita bisa menjadikan lingkungan kita supaya bersih dan cantik seperti desa-desa kecil ini.







Shared From Woman's Tea Time Page

The Paradox Of Our Age


Truth Has A Life Of Its Own

There will come a time when your yearnings become so strong and powerful that you will have no choice but to let them become reality.